MataMaduraNews.com-BANGKALAN-Pengidap penyakit HIV AIDS Kabupaten Bangkalan beberapa tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bangkalan, Muzakki.
Menurut data Dinkes, pada tahun 2015 pengidap punyakit HIV AIDS masih berjumlah hanya 7 orang. Namun pada tahun 2016 meningkat drastis dengan jumlah pengidap sebanyak 55 orang dan terakhir pada tahun 2017 lalu meningkat menjadi 139 orang.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!“Sedangkan di awal tahun 2018 ini sudah bertambah lagi satu orang,” paparnya, sehingga data terakhir pengidap HIV AIDS di Kabupaten Bangkalan berjumalah 140 orang.
Meningkatnya pengidap penyakit berbahaya dan menular ini ditengarai terjadi, karena masih banyaknya masyarakat yang melakukan pergaulan bebas.
“Mayoritas menular karena pergaulan bebas,” imbuhnya.
Pengidap penyakit HIV AIDS sampai saat ini belum bisa disembuhkan. Hanya bisa dilakukan penghambatan terhadap perkembangan virus tersebut melalui pemberian obat Anti Retroviral (ARV).
“Virus ini paten berada di dalam tubuh si pengidap penyakit dan tidak bisa di bunuh, hanya bisa dilakukan penghanbatan terhadap virus dengan cara pemberian obat anti retroviral atau yang biasa dikenal ARV,” ungkap Muzakki.
Untuk Kabupaten Bangkalan layanan ARV bisa didapatkan di RSUD Syamrabu Bangkalan, Puskesmas Arosbaya dan Puskesmas Blega secara gratis.
Akibat mengidap penyakit HIV AIDS terus meningkat dan termasuk masalah yang serius, Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan menganggarkan biaya berlipat-lipat lebih besar dari tahun sebelumnya untuk pencegahan dan pengendalian penyakit menular.
“Tahun 2017 sedikit hanya 30 juta. Sekarang lumayan kurang lebih 300 juta untuk 2018. Itu hanya untuk kegiatan teknis petugas dan pengadaan reagen, sedangkan untuk puskesmas saya menganjurkan untuk menganggarkan sendiri,” pungkasnya.
Hasin, Mata Bangkalan