matamaduranews.com-Setiap tahun, perlombaan Kerapan Sapi antar juara di masing-masing kabupaten di Madura pasti digelar. Ajang memperebutkan Piala Bergilir Presiden RI ini, digelar secara bergantian tempat.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Tahun 2018, Kerapan Sapi merebut Piala Bergilir Presiden digelar di Kabupaten Pamekasan.
Kemarin, Minggu (6/10/2019) Kerapan Sapi merebut Piala Bergilir Presiden berlangsung di SKEP, Bangkalan. Turut hadir Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan Bakorwil Madura, Alwi dan Bupati Bangkalan, R Abd. Latif Imron.
Sebagai juara diraih pasangan Sapi Kerap, Jet Metic 1 milik H. Hakiki asal Sampang. Dia berhasil  membawa mobil Avanza sebagai hadiah dari penyelenggara Piala Presiden Cup 2019.
Sedangkan sang juara perebutan Piala Presiden Cup 2018, diraih pasangan Sapi Kerap Sonar Muda, asal Bangkalan.
Saban perlombaan Kerapan Sapi merebut Piala Presiden sang juara pasti diraih Sapi Kerap asal Sampang atau Bangkalan.
Kenapa? Jamal Riyadi, Ketua Paguyuban Kerapan Sapi, Pulau Sapudi punya kesimpulan.
Menurut Bang Riri-panggilan akrab Jamal Riyadi-Pulau Sapudi, Sumenep, Madura, Jatim memang sudah masyhur sebagai pulau yang berjibun bibit Sapi Kerap.
Bahkan, katanya, semua Sapi Kerap yang menjadi juara di tingkat kabupaten hingga menjadi juara di perebutan Piala Presiden berasal dari Pulau Sapudi.
Kenapa sang juara Sapi Kerap di Piala Presiden bukan milik orang Pulau Sapudi?
Dikatakan, Sapi Kerap milik orang Sapudi sebelum perlombaan digelar sudah dibeli. Pembelinya orang Madura Barat, katanya.
Madura Barat dimaksud adalah pecinta Sapi Kerap asal Pamekasan, Sampang dan Bangkalan.
“Sapi Kerap yang berpotensi juara langsung dibeli oleh orang Madura Barat (Sampang, Pamekasan dan Bangkalan, red). Makanya, tak ada Sapi Kerap milik orang Sapudi yang menjuarai di perebutan Piala Presiden,†terang Bang Riri.
Perlombaan dimaksud adalah kejuaraan Kerapan Sapi dari berbagai jenjang. Seperti, Kerapan Sapi tingkat eks Kawedanan hingga tingkat Kabupaten.
Selain itu, kata Bang Riri, ada orang Sumenep dan Madura Barat sengaja mencari bibit Sapi Kerap ke Pulau Sapudi. Para pecinta Sapi Kerap itu, datang ke Pulau Sapudi lalu diserahkan ke orang Sapudi untuk dirawat. Kemudian dilatih setiap minggu.
“Jika dianggap pantas, baru diikutkan ke ajang kerapan berikutnya,†sambungnya.
Selain itu, sambungnya, orang Sumenep atau Madura Barat masih melirik laju Sapi Kerap yang lain di ajang Kerapan Sapi.
“Jika masih ada Sapi Kerap lain lebih bagus larinya dari miliknya, itu pasti dibeli. Pokoknya tak boleh ada Sapi Kerap bagus larinya. Pasti dibeli. Dan orang Sapudi memang ingin menjual. Setelah laku, pecinta Sapi Kerap asli Sapudi mencari lagi bibit Sapi Kerap yang baru,†cerita Bang Riri.
Dikatakan, harga jual Sapi Kerap tergantung tingkatan juara. Jika juara di eks Kawedanan, berkisar Rp 150-200 juta. Kalau juara tingkat Kabupaten berkisar Rp 300-500 juta.
“Kalau juara di piala Presiden bisa Rp 1 miliar,†ucap Bang Riri.
Hambali Rasidi