matamaduranews.com–SUMENEP-Kabar RPJMD Sumenep ada kalimat Kabupaten Blitar saat dibahas di Kota Batu, Malang jadi viral di grup-grup What’sApp.
Netizen banyak mengkritisinya. Suasana jadi heboh di medsos. Sebab ada juga yang menduga RPJMD yang sudah dibahas di Batu itu bagian dari copy paste RPJMD Blitar.
Benarkah?
Kepala Bappeda Sumenep, Yayak Nurwahyudi membantahnya.
Melalui telpon. Yayak menyebut, kalimat Blitar yang ikut terpampang saat presentasi di layar merupakan bagian dari contoh bagan dalam alur atau pola mekanisme pembahasan perencanaan nasional.
Yayak bercerita, Kabupaten Blitar memiliki alur template perencanaan nasional yang bisa dirujuk.
Dalam hemat Yayak, pola perencanaan nasional bersifat umum. Agar lebih mudah menjelaskan kepada para OPD saat presentasi itu, Bappeda mengcopy template dari Kabupaten Blitar karena menggunakan template perencanaan nasional yang bisa ditiru.
“Nah..saat presentasi itu, ada ketidakcermatan sehingga nama Blitar masih nongol. Template itu bersifat umum dalam perencanaan nasional. Soal angka dan subtansi tetap berisi Sumenep. Template Blitar itu bukan berisi penjelasan. Sebatas contoh alur bagan saja ada kalimat Blitar. Gitu saja,” terang Yayak sembari membantah jika RPMJD Sumenep yang sedang disusun bukan hasil copy paste kabupaten Blitar.
Kata Yayak, anggaran untuk menyusun RPJMD Sumenep 2021-2026 dilakukan dua tahun anggaran. Tahun 2020 dianggarkan Rp 200 juta. Kemudian di tahun 2021 danggarkan Rp 200 juta. Sehingga total Rp 400 juta.
Yayak juga menyebut, anggaran pembahasan RPJMD di Kota Batu, Malang merupakan biaya mandiri yang berasal dari masing-masing OPD. Sebab, katanya, pembahasan selama empat hari di Malang itu substansinya membahas materi RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) agar mengacu materi RPJMD.
“Sebenarnya waktu yang mendesak kenapa harus membahas bersama selama empat hari di Batu. Biar materi RKPD cepat tuntas karena akan segera dibahas untuk APBD 2022,” terangnya menambahkan.
Terkait program utama yang akan jadi prioritas dalam pembahasan RKPD, kata Yayak, tetap mengacu empat hal yang menjadi prioritas. Yaitu, IPM. Pertumbuhan Ekonomi. Pengangguran Terbuka dan Pengentasan Kemiskinan.
“Empat hal itu, dijabarkan dalam program. Misalnya, pertumbuhan eknomi muncul konsep jangan membangun tanpa keterkaitan antara hulu dan hilir,” ucapnya meniru pesan Bupati Fauzi.
Begitu pun soal pengentasan kemiskinan. Kata Yayak, Bupati Fauzi juga ingin membuat program pengentasan kemiskinan yang didukung dari semua OPD. Progarm acuannya adalah basis data program PKH yang berjumlah 60 ribu sekian KK.
“Jumlah itu akan dikeroyok oleh semua OPD untuk diintervensi secara bersama-sama. Misalnya, RTLH, pendidikan dan BPJS dari APBD yang belum tercover. Ada semavcam kolaborasi program nasional dan daerah,” papar Yayak.
“Untuk tahun pertama Fauzi-Eva ya empat hal itu,”pungkas Yayak, Minggu (30/5/2021).
hambali rasidi