![Tadjul Arifin R, Tokoh Sumenep Award 2017 Kategori Tokoh Kebudayaan Tadjul Arifien R, Tokoh Kebudayaan dalam Sumenep Award 2017.](http://matamaduranews.com/wp-content/uploads/2018/01/Tadjul-Arifien-R-211x300.png)
TEMPUH JALUR OTODIDAK
MataMaduraNews.com – SUMENEP – Pria kelahiran Sumenep, 06 Juni 1962 ini tentu tidak asing lagi bagi masyarakat Sumenep dan sekitarnya. Terlahir dengan nama lengkap Tadjul Arifien R, ia dikenal sebagai tokoh Budayawan Sumenep. Pengalamannya di organisasi seperti GSNI, PII, Muhammadiyah dan berbagai organisasi lainnya merupakan dasar bagi ia untuk belajar menghasilkan karya-karya. Dunia kesejarahan dan kebudayaan mulai digelutinya sejak tahun 1975.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Keterbatasan pendidikan formal tidak menjadikan Tadjul untuk pasrah dengan keadaan dan tidak berkarya. Keberadaan ini justru menjadi motivasi baginya untuk melahirkan karya-karya di bidang kesejarahan.
Ada beberapa karya tulis ilmiah dan buku-buku yang ditulis dan telah diterbitkan, yang lahir dari buah pemikirannya. Beberapa karyanya yang menjadi referensi bagi kalangan akademisi di antaranya, Dinasti Rakyan Sanjaya yang ditulis pada tahun 1996, Biografi dan Silsilah K. H. Zainal Arifien (1996), Adipati Arya Wiraraja (2007), Sejarah Perjuangan Rakyat Sumenep (2007), Tokoh Pejuang – Sejarah Perjalanan DPRD dan Perjuangan Rakyat Sumenep 1945-1959 (2008), Sumenep dalam Lintasan Sejarah (2012), Asta Tinggi (2013). Ia juga tergabung dalam Tim Penelitian dan Penulisan Buku Sejarah Sumenep pada tahun 2003.
Selain aktif dalam kegiatan menulis buku-buku yang bertema sejarah, Tadjul juga aktif dalam beberapa kegiatan forum ilmiah, di antaranya sebagai Observer dalam kegiatan “Sarasehan Bahasa dan Sastra Maduraâ€, sebagai Geneolog dalam Tim Peneliti dan Penyusunan Buku Sejarah Sunan Drajat pada tahun 1997, Kegiatan Pelestarian dan Penyegaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Daerah yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009, Kegiatan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Pelestarian Sastra Daerah dan Bahasa Jawa yang juga diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2009.
Pengembangan ilmu tentang kesejarahan dan kebudayaan diperoleh Tadjul melalui keikut-sertaannya dalam kegiatan workshop dan seminar yang bertema tentang kebudayaan. Seperti di antaranya, Pelatihan Sanggar Seni (Sastra) se-Kabupaten Sumenep, Seminar Pendidikan Sastra Dalam Konstelasi Pendidikan Nasional, Sarasehan Budi Pekerti dalam Konteks Bahasa Madura, Kongres Kebudayaan Madura, Seminar Pelestarian dan Pengembangan Bahasa/Ejaan Madura, dan Dialog Kesejarahan Jawa Timur Tahun 2010 bersama Anggota Mitra Praja Utama.
Prestasi gemilang yang mengharumkan nama Kabupaten Sumenep di tingkat Provinsi Jawa Timur pernah dicapainya, di antaranya adalah masuk dalam nominasi 10 Penulis Terbaik pada Lomba Penulisan Naskah Kesejarahan tahun 2013, dan Sebagai Juara III pada Kegiatan Visualisasi Fragmen Kesejarahan Tahun 2013 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur.
Usia tidak menjadikan penghalang bagi Tadjul untuk menularkan ilmunya pada generasi muda Sumenep. Dengan suka rela ia membagikan ilmunya dengan aktif sebagai pembina dan pengasuh pada beberapa organisasi atau komunitas di bidang sejarah dan budaya. Selama ini ia juga aktif sebagai Pembina Komunitas Songennep Tempo Doeloe, Ketua Ludruk Bintang Mutiara Kecamatan Dasuk, Sekretaris Gambus Ubbul Ikhwan Kecamatan Dasuk, Dewan Pembina Topeng Kanak Putra Sumekar Kalianget, Pembina Sanggar Tari Rato Ancha, Pembina Bahasa Madura Ludruk Rukun Karya Tanjung, serta Pengasuh Peduli Budaya dan Bahasa Madura.
Pada tahun 2015, Tadjul terpilih sebagai peserta Asesment Tim Ahli Cagar Budaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang tidak memiliki gelar kesarjanaan, dan dinyatakan lulus ujian. Hingga saat ini ia juga aktif sebagai Anggota Tim Ahli Cagar Budaya Daerah Kabupaten Sumenep di bawah naungan Dinas Pariwisata Budaya Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sumenep. Selama berkegiatan di Tim Ahli Cagar Budaya, setidaknya ia memiliki andil yang cukup penting dalam merekomendasikan Situs Keraton Sumenep Sebagai Situs Cagar Budaya Tingkat Kabupaten.
Kegiatan lain yang aktif diikuti Tadjul hingga saat ini di antaranya juga tergabung di dalam Tim Kota Pusaka Kabupaten Sumenep. Keahlian yang diperolehnya melalui jalur ototidak setidaknya bisa menjadi contoh bagi generasi muda Sumenep dalam berkarya di bidang Kesejarahan dan Kebudayaan. Kehadirannya juga diharapkan dapat mejadi inspirasi bagi muda-mudi Sumenep yang peduli pada kebudayaan daerahnya. Jika ditinjau dari aktivitas dan loyalitasnya pada bidang kesejarahan dan kebudayaan di Sumenep, merupakan hal yang wajar jika sekiranya ia mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai Tokoh Budaya di Kabupaten Sumenep.
| Tim Penilai Sumenep Award 2017 Kategori Tokoh Kebudayaan