Tolak PSBB Surabaya Raya, Andi Setiawan: Kami Bisa Mati Karena Kelaparan

×

Tolak PSBB Surabaya Raya, Andi Setiawan: Kami Bisa Mati Karena Kelaparan

Sebarkan artikel ini
M. Sholeh, inisiator Paguyuban Arek Surabaya mengajak warga Surabaya untuk menolak PSBB Jilid 3. (portalsurabaya)

matamaduranews.comSURABAYA-Puluhan warga Surabaya yang tergabung dalam Paguyuban Arek Surabaya meluruk Gedung DPRD Kota Surabaya, Jalan Yos Sudarso, Rabu siang (27/5/2020).

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dalam aksi orasi, mereka menyampaikan aspirasi menolak perpanjangan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid 3 di Surabaya.

Inisiator Paguyuban Arek Surabaya M Sholeh dalam orasinya. meyebut PSBB telah gagal meredam penyebaran covid 19. PSBB Jilid 1 hingga 3 mematikan sandang pangan warga Surabaya.

Sholeh menjelaskan, aksi orasi sengaja digelar agar Gubernur Jatim segera mencabut pemberlakuan PSBB jilid 3.

“Aksi damai ‘Tolak PSBB Surabaya Raya’ ditujukan kepada masyarakat Kota Surabaya untuk menyampaikan uneg-uneg selama PSBB 1-2 yang telah gagal. Kami berharap anggota dewan segera mendukung pencabutan PSBB tersebut. Kami minta pemerintah segera diberlakukan new normal sesuai anjuran dari Presiden, tapi tetap menjalankan protokol kesehatan,” terang pria kelahiran Bangkalan, Madura ini.

Perwakilan pedagang Sentra Wisata Kuliner Jalan Arif Rahman Hakim, Andi Setiawan dalam orasi bercerita, bahwa selama penerapan PSBB sangat berdampak bagi pedagang Surabaya.

“Selama PSBB kami merasakan sangat sepi sekali dan sengsara. Bahkan selama berdagang tidak pernah dapat pembeli,” katanya.

“Jika PSBB ini tetap diteruskan kami bisa mati bukan karena virus, tapi mati kelaparan. Kami minta tolong kepada dewan selaku wakil rakyat, agar PSBB ini dihentikan sekarang. Ironisnya sejak penerapan PSBB, pedagang belum ada sama sekali bantuan sosial dari kampung maupun dari dinas Koperasi juga tidak dapat,” ucapnya.

Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono berjanji akan segera menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan elemen warga Surabaya melalui alat kelengkapan di Komisi-komisi DPRD Surabaya.

“DPRD Surabaya selama ini tidak berdiam diri. Kami terus melakukan rapat-rapat secara virtual dengan pihak terkait bersama Pemkot Surabaya untuk mencari jalan tengah atas problem yang timbul di masyarakat pada penerapan PSBB tersebut,” jelas Cak Awi sapaan akrabnya seperti dikutip PortalSurabaya.

Cak Awi menjelaskan, prinsip PSBB itu ditempuh Pemkot Surabaya untuk menjaga dan msnyelamatkan warga Surabaya.

“Perlu diketahui penerapan PSBB ini supaya bisa memutus sebaran virus corona pada warga Surabaya. Kami harap lain kali jangan datang di DPRD Surabaya supaya menjaga tidak terjadi kerumunan, sebaiknya bisa disampaikan melalui surat dan secepatnya kita respon dengan sebaik-baiknya,” pungkasnya. (portalsurabaya)