Visit untuk Siapa? Teriak Mahasiswa di Kantor Bupati Sumenep

×

Visit untuk Siapa? Teriak Mahasiswa di Kantor Bupati Sumenep

Sebarkan artikel ini
Visit untuk Siapa? Teriak Mahasiswa di Kantor Bupati Sumenep
Aktivis Gempar ditemui perwakilan Pemkab, Moh. Ramli di depan Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep. (Foto Rusydiyono/Mata Madura)

MataMaduraNews.comSUMENEP-Program Visit Sumenep 2018 sampai kini rupanya terus tak berhenti disoal. Hari ini, Rabu (14/02/2018), Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (Gempar) berdemo ke Kantor Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur guna mempertanyakan program tersebut.

Belasan aktivis dalam aksi itu mempertanyakan sejumlah hal yang dinilai masih belum jelas dan tak diperhatikan pemerintah dalam program Visit. Mulai dari infrastruktur, sarana-prasarana, transportasi, hingga pusat informasi.

Demostrasi itu juga diwarnai aksi buka baju. Hal tersebut dilakukan untuk menyindir Pemkab Sumenep yang selama ini dianggap kurang transparan terkait program yang dicanangkan.

”Sebenarnya Visit Sumenep 2018 untuk siapa? Apakah untuk kalangan elit Pemkab atau memang betul-betul untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Sumenep,” teriak Mahfud, dalam orasinya di depan Kantor Bupati Sumenep.

Koordinator aksi itu menyebut, hingga saat ini program Visit Sumenep 2018 bukan hanya masih belum jelas arah dan konsepnya. Tetapi juga dianggap kurang melibatkan masyarakat, para tokoh, stakeholder, media, dan pemuda Sumenep.

BACA JUGA: Dua Pekan Lagi, Taksi Online Siap Dukung Transportasi Wisata Daratan Sumenep

Terbukti, berbagai kegiatan terkait Visit yang dilakukan Pemkab belum maksimal. Baik yang berupa even maupun promosi wisata untuk menarik kunjungan.

”Aneh memang Pemkab Sumenep, mencanangkan program visit 2018 ternyata semuanya masih belum siap. Jangan-jangan program ini tidak ada konsepnya dan asal buat saja,” katanya, penuh tanda tanya.

Mirisnya, aktivis PMII Cabang Sumenep itu juga membeber adanya obyek wisata penyumbang PAD yang dikelola Pemkab Sumenep malah tidak mengantongi Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP). Kondisi itu, menurut Mahfud, semakin jelas menunjukkan bahwa program Visit Sumenep 2018 memang tidak siap.

”Seharusnya Pemkab memberikan contoh yang bagus kepada masyarakat atau pengelola wisata di Sumenep. Namun, nyatanya Pemkab sendiri khususnya Disbudparpora malah tidak mengurus TDUP terhadap obyek wisata yang dikelolanya,” katanya bernada mencibir.

BACA JUGA: Bupati Busyro Karim Sindir Disparbudpora Soal Guide

Lama berorasi, aktivis Gempar akhirnya ditemui perwakilan Pemkab Sumenep, Moh Ramli. Staf Ahli Bupati Sumenep itu mengatakan, tudingan tersebut sudah dievaluasi secara menyeluruh oleh Pemkab, terutama oleh masing-masing dinas yang membidangi.

”Tidak mungkin Pemkab Sumenep siap menerima kunjungan pariwisata pada tahun 2018 ini, kalau memang dari pengelolaan, perencanaan, dan anggaran Visit Sumenep tidak memadai,” dalih Ramli, singkat.

Sayang, meski sudah ditemui perwakilan Pemkab, rupanya aktivis Gempar tidak puas dengan jawaban yang diberikan. Mereka berjanji akan melakukan aksi yang lebih besar lagi, baik ke Kantor Bupati maupun ke Disparbudpora Sumenep.

Mereka kecewa, lantaran tidak langsung ditemui Bupati KH A. Busyro Karim yang dijelaskan Ramli sedang berada di luar kota. Padahal bukan lagi soal kesiapan pemerintah semata, aktivis Gempar ingin mengungkap program Visit Sumenep 2018 dari sisi pengelolaan, perencanaan, dan anggaran.

”Namun, lagi-lagi ketika kita yang ingin mengevaluasi dengan beberapa persoalan yang sangat krusial, Bupati tidak menemui. Padahal, ada banyak temuan yang memang harus benar-benar diperhatikan oleh Pemkab berkenaan dengan Visit Sumenep 2018,” tandas Mahfud.

Rusydiyono, Mata Madura

KPU Bangkalan