matamaduranews.com-BANGKALAN-Keberadaan sekolah berbasis pesantren yang berada di pelosok desa Bangkalan memprihatinkan. Sekolah-sekolah swasta itu, seperti pepatah-mati segan, hidup terseok-seok. Tak sedikit sekolah itu yang dianaktirikan pemerintah. Mereka berharap perhatian lebih serius dari pemerintah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Kepala SMP Al Kahfi yang berlokasi di Dusun Plenggiyen, Desa Gengseyan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Hannan Nawawi bercerita jika sekolah yang ia pemimpin tak pernah dapat bantuan dari pemerintah. Sementara kegiatan belajar siswa berjalan lancar walau dengan fasilitas seadanya.
Fasilitas sarana dan prasana yang ada berasal dari swadaya wali siswa dan donatur. “Kami berharap sekolah swasta, seperti SMP yang berbasis pesantren juga dilirik oleh pemerintah agar proses KBM menjadi lebih baik,” harapnya, kepada Mata Madura, Sabtu (10/8/2019).
Keberadaan SMP swasta berbasis pesantren yang Hannan pimpin, fasilitas sarana dan prasana masih belum terpenuhi semuanya, karena terkendala biaya. Padahal, katanya, tanpa keberadaan sekolah swasta di desa, anak-anak di desa nyaris tidak bisa bersekolah.
“SMP Al-Kahfi dan sekolah-sekolah swasta lain sangat butuh perhatian pemerintah. Karena tanpa ada sekolah swasta akan banyak anak muda yang tidak bisa sekolah, apalagi SMP Al-Kahfi ini, sekolah sambil nyantri. Sehingga moral dan karakter anak juga terbentuk,” jelasnya.
Hannan mengungkapkan, sistem pendidikan yang diterapkan SMP Al-Kahfi berbasis pesantren. SMP Al-Kahfi ada di bawah yayasan pondok pesantren.
Sebelum kegiatan belajar mengajar mengajar (KBM) dimulai, setiap hari siswa memulai dengan wirdul latip (dzikir) sekitar 15 menit.
Dilanjut proses KBM. Saat jam istirahat dilaksanakan shalat dhuha bersama. Jam istirahat kedua, dilakukan jamaah shalat duhur.
Dalam keseharian, diterapkan slogan kebersihan sebagian dari iman. Dengan tujuan siswa dan guru akan mengambil setiap sampah yang terlihat tanpa mempedulikan siapa yang telah membuang sampah sembarangan.
Sementara, Jufri Kora, Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan Bangkalan, berjanji akan memperhatikan SMP yang berbasis pesantren untuk lebih lancar kegiatan belajar siswa.
“Ke depan kami akan melakukam sebuah inovasi sistem pembelajaran berbasis agama. Mengingat generasi ini semakin hari semakin membutuhkan moral, etika dan aklaqul karimah,” ucapnya kepada Mata Madura.
Jufri mengaku baru empat hari menjabat Kabid SMP. Dia menilai, pembelajaran berbasis keagamaan di sekolah akan tercipta pendidikan yang karakter. Karena itu, ke depan dirinya akan memberi himbauan ke SMP-SMP agar lebih banyak porsi tentang pendidikan keagamaan.
“Kita dukung dengan memberikan bantuan fisik dan sarana prasana nantinya untuk sekolah swasta maupun negeri,” tegasnya.
Saiful/Hasin, Mata Bangkalan