BudayaPariwisata

Ada Empat Pulau Kembar di Sumenep, Berikut Pesonanya

×

Ada Empat Pulau Kembar di Sumenep, Berikut Pesonanya

Sebarkan artikel ini
Pesona Empat Pulau Kembar di Sumenep. (matamadura/warits design)

matamaduranews.com-SUMENEP-Kabupaten Sumenep terbagi dalam dua wilayah. Dataran dan kepulauan. Keduanya banyak menyimpan pesona wisata yang memukau. Jika di Sumenep “daratan” ada pesona tiga pantai yang “bergandeng tangan”, maka di Sumenep “kepulauan” ada pesona empat gili; yakni empat pulau mungil yang sama-sama nunggak semi bernama awal Gili.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Gili Iyang

Menuju Pulau ini, mesti melewati rute Timur Utara, jika dari arah kota. Hingga sampai di sebuah pelabuhan yang berdekatan dengan Mapolsek Dungkek. Dari pelabuhan itu menuju Gili Iyang sudah banyak perahu motor milik nelayan yang menunggu kedatangan pengunjung.

Tahun kemarin, tarif untuk reguler hanya Rp 15.000 per orang. Perahu reguler berangkat pada pukul 10.00 WIB. Bila datang bersama rombongan, pengunjung bisa menyewa perahu. Tarif perahu pulang-pergi Rp 500.000 dengan kapasitas perahu maksimal 30 orang. Namun untuk rombongan kecil bisa menyewa perahu yang ukurannya lebih kecil, sekitar Rp 200.000.

Durasi tempuh dari pelabuhan Dungkek ke Pulau Giliyang antara 45 menit sampai 60 menit dalam kondisi cuaca normal. Sesampainya di Gili Iyang, tinggal menyewa kendaraan di kawasan pelabuhan untuk menuju titik oksigen terbaik di dunia, yakni 21,5 persen, yang terletak di Desa Bancamara. Bila pengunjung merasa punya banyak waktu untuk tinggal, maka pengunjung bisa bermalam di homestay yang menjadi satu dengan pemilik rumah. Untuk kuliner masih belum begitu istimewa, namun tetap lumayan.

Selain lokasi titik oksigen, terdapat destinasi wisata lainnya, seperti Goa di tepian pantai Gili Iyang. Di situ ada sejumlah goa yang bisa dikunjungi wisatawan, 7 goa di Desa Banra’as dan 3 goa di Desa Bancamara.

Gili Labak

Pantai Gili Labak merupakan salah satu destinasi Wisata Pantai di Sumenep yang akan memikat siapa saja yang mendatanginya, khususnya para backpacker yang ingin melihat lebih dalam keindahan alam Indonesia. Keindahannya patut diperhitungkan, meskipun Pantai ini belum termasuk ke dalam bagian rekomendasi destinasi utama Wisata Madura, kendati sudah cukup terkenal. Mungkin saja hal ini disebabkan oleh letaknya yang berada di Luar Wilayah Pulau, sehingga perlu akses tambahan untuk mencapainya.

Pulau ini dikenal dengan keindahan pasir putih dan warna biru laut yang jernih dan bersih, ditambah bunyi desiran ombak yang tenang.

Dalam sebuah sumber, pulau ini dahulu dikenal dengan nama pulau tikus. Tak hanya kecil (yang di peta/maps tidak terlihat tanpa dizoom), sebabnya di pulau ini banyak sarang tikusnya. Namun lambat laun pulau ini berganti nama menjadi Gili Labak. Banyak alasan tentunya, disambing lebih menjual, lebih enak didengar juga, dan cocok dengan keindahan dan eksotisme alam yang dimiliki pulau ini.

Untuk menuju pulau ini, yang berada di tengah laut lepas, bisa melalui dua alternatif. Pelabuhan Kalianget; dan Tanjung, Saronggi. Durasi waktu tempuh sekitar 2 jam.

Gili Genting

Nah, yang kini lumayan dikenal. Terutama nama pantainya: Pantai Sembilan. Disebut sembilan bukan jumlahnya ada sembilan pantai. Namun di sinilah uniknya, pantai yang sebelumnya biasa dikenal dengan Pantai Bringsang ini, jika dilihat melalui foto udara, maka akan terlihat seperti angka sembilan.

Pantai ini menjadi maskot utama Pulau Gili Genting. Gili Genting merupakan pulau yang berada di kawasan Kabupaten Sumenep dan terletak sebelah tenggara Pulau Madura, dengan luas mencapai 30,31 km persegi. Gili Genting merupakan kecamatan yang dibentuk pada tanggal 7 April 1982, sebagai hasil dari pemekaran kecamatan Bluto.

Untuk menuju pantai ini, wisatawan memang harus menggunakan akses penyeberangan melalui jalur laut. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai 45 menit menggunakan perahu motor kecil jika berangkat dari Pelabuhan Tanjung, Saronggi, Sumenep atau Pelabuhan Pagar Batu, Bluto dengan biaya sewa sekitar Rp 10 ribu per penumpang, dengan tambahan Rp 10 ribu jika ada motor sebagai barang bawaan. Setelah sampai di Pelabuhan Bringsang, perjalanan bisa dilanjutkan dengan menggunakan menumpang kendaraan roda dua (ojek) atau berjalan kaki jika wisatawan lebih ingin mengeksplorasi keindahan pulau tersebut.

Gili Raja

Pulau ini merupakan bagian dari kecamatan Gili Genting. Pulau ini dikenal dengan destinasi wisata Pantai Bringin, di Desa Banmaleng. Pantai ini terletak di ujung barat Gili Raja.

Disebut pantai Bringin karena tak jauh dari pantai ada sebuah pohon bringin besar. Dan di bawahnya ada sebuah sumur legendaris yang tidak pernah kering meski terjadi kemarau panjang.

Di Pantai Bringin banyak terdapat tumbuhan berduri yang memenuhi sebagian pantai. Tumbuhan ini bernama rumput gulung/rumput lari-lari/rumput angin yang memang sering dijumpai tumbuh di tanah berpasir.

Di Gili Raja terdapat dua makam tua. Menurut kisah tutur, itu makam Ki Agung Demang dan Ki Agung Labuh. Keduanya disebut sebagai orang pertama yang menghuni Gili Raja. Untuk menuju ke lokasi makam jalan yang dilewati lumayan ekstrim. Tanjakan dengan batu yang cukup terjal sebelum melanjutkan perjalanan seperti semula.

RM Farhan Muzammily