Muak dengan Janji Pemerintah, Warga Tolak Ra Latif Buka Segel TPA Buluh

×

Muak dengan Janji Pemerintah, Warga Tolak Ra Latif Buka Segel TPA Buluh

Sebarkan artikel ini
TPA Buluh
Ra Latif saat berdialog dengan warga yang menghadang untuk membuka segel pintu TPA di Desa Buluh, Kecamatan Socah, Bangkalan, Sabtu (22/02/2020). (Foto Syaiful/Mata Madura)

matamaduranews.comBANGKALAN-Sejumlah warga Desa Buluh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, menggagalkan upaya pembukaan segel Tempat Pembuangan Akhir (TPA) satu-satunya di Bangkalan yang akan dilakukan oleh Bupati Bangkalan.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

TPA Buluh itu disegel warga sejak Jumat (21/02/2020) kemarin. Warga Buluh bersikukuh tidak mengizinkan Bupati R. Abdul Latif Amin Imron membuka segel pintu masuk TPA, karena sudah muak dengan janji Pemerintah yang tidak pernah ada aksi nyata.

Meski Bupati Bangkalan dan jajaran Forkopimda mendatangi TPA serta menjelaskan dampak dari penyegelan, warga Buluh tetap menolak untuk membuka segel tersebut.

Mereka kompak menolak TPA dibuka kembali, lantaran sudah resah dengan kondisi tumpukan sampah yang tidak dikelola dengan baik oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangkalan.

“Warga sudah sepekat menututup TPA, ini sudah kesepakatan final. Kita tidak mau buka lagi TPA, Bangkalan ini luas, kok sampah dibebankan di sini semua,” kata Sholeh Fat, salah satu tokoh setempat di hadapan Bupati Bangkalan, Sabtu (22/02/2020).

Sholeh mengaku sudah muak dengan janji Pemerintah Kabupaten Bangkalan yang dari dulu akan mengelola sampah. Karena faktanya hingga saat ini tidak ada bukti nyata.

“Kami datang ke sini bukan untuk negosiasi, kami sudah tidak kuat, ditutup saja,” pinta Sholeh.

Menurut warga, pembuangan sampah ke TPA Buluh telah berlangsung selama puluhan tahun. Selama itu, yang dirugikan dari seluruh masyarakat Bangkalan hanya warga Desa Buluh.

“Kami sudah tidak kuat, Pak, dengan baunya. Bangkalan ini luas, masak sampah mau dibuang ke sini semua. Ambil tindakan segera, relokasi atau kelola sampah di sini,” desak Sholeh.

Ibu-ibu Ikut Demo

Tak hanya kaum lelaki, ibu-ibu yang berada di lokasi juga unjuk suara meminta Pemkab Bangkalan mencari lokasi lain. Mereka merasa sudah muak dengan janji pemerintah yang tak kunjung nyata.

“Kita sangat dirugikan di sini. Mau buka warung tidak bisa, mau buka kos-kosan gak bisa, penyebabnya adalah TPA ini,” teriak seorang ibu tua berkebaya.

Menurut dia, keberadaan tumpukan sampah tidak hanya mencemari udara. Namun berdampak terhadap air di sekitar TPA Buluh.

“Kalau ada hajatan, Pak, makanan di sini cepat basi dan dikerumuni lalat. Kami minta dengan tegas tutup TPA di sini,” teriak ibu tersebut saat didatangi Ra Latif dan Forkopimda di lokasi TPA Buluh.

Biarpun dikasih uang jutaan sekalipun, lanjut ibu-ibu itu, ia dan warga Buluh lainnya tidak mau. Mereka tidak ingin mati hanya gara-gara bau sampah di TPA Buluh.

“Warga di sini sudah seringkali ngadu pada Kepala Desa, tetapi sampai saat ini juga tidak ada tindakan apa-apa. Kami kasihan pada generasi selanjutnya, karrna udara kotor yang mereka hirup setiap harinya,” keluh ibu tersebut.

Bupati Minta Waktu Relokasi

Melihat reaksi warga, Bupati R. Abdul Latif Amin Imron kemudian meminta waktu satu tahun agar TPA Buluh tetap bisa beroperasi, sambil Pemkab Bangkalan mencari lahan lain.

Ra Latif berjanji akan memindahkan TPA yang ada di Buluh ke tempat lain. Namun hal itu tidak mudah dan gampang, karena merupakan satu-satunya TPA di Bangkalan.

“Beri kami waktu. Jika janji saya tidak tertepati, silakan kami serahkan ke bapak- bapak. Kami mohon dengan sangat, berkenan kiranya warga untuk membuka kembali TPA ini. Beri kami waktu sampai 2021 untuk merelokasi TPA ini,” pinta Ra Latif.

Sayang, meski Bupati Bangkalan telah meminta izin kepada warga, upaya pembukaan segel TPA Buluh tetap tidak diizinkan. Sehingga, Bupati bersama jajaran Forkopimda meninggalkan lokasi TPA.

Menurut Ra Latif, rombongan Forkopimda terpaksa meninggalkan lokasi, karena kondisinya sudah tidak memungkinkan. Dibutuhkan duduk bersama, sehingga dalam waktu dekat Pemkab akan mengundang semua tokoh masyarakat Buluh.

“Karena saat ini warga tidak mau membuka TPA kembali, kami akan berdialog lagi bersama mereka,” katanya.

Syaiful, Mata Bangkalan