Hukum dan Kriminal

Ini Motif dan Kronologi Pembuangan Bayi di Belakang Puskesmas Gapura

×

Ini Motif dan Kronologi Pembuangan Bayi di Belakang Puskesmas Gapura

Sebarkan artikel ini
Pembuangan Bayi
PALING KIRI: AD (25) pelaku pembuangan bayi di tembok pagar pembatas Puskesmas Gapura saat dihadirkan dalam Konferensi Pers oleh Kapolres Sumenep, AKBP Darman, Rabu (21/10/2020) pagi. (Foto Rafiqi/Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Motif dan kronologi pembuangan bayi di tembok pembatas belakang Puskesmas Gapura pada Jumat (18/09/2020) lalu akhirnya terungkap.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kapolres Sumenep, AKBP Darman mengatakan, pelaku AD (25) merasa malu dan takut kelahiran bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut akan menjadi aib keluarga.

Apalagi, korban YF (16) masih di bawah umur, belum punya suami dan merupakan adik atau saudari seibu dengan pelaku.

“Sehingga, pelaku punya ide untuk membuang bayi tersebut supaya tidak diketahui identitasnya dan bisa ditemukan orang lain,” jelas Darman, Rabu (21/10/2020) saat Konferensi Pers di Mapolres Sumenep.

Kronologi Kejadian

Adapun kronologi pembuangan bayi tersebut, lanjut Kapolres Darman, berawal pada bulan Januari 2020 lalu di Desa Gapura Barat.

Waktu itu, AD berhubungan badan dengan YF.  Namun, setelahnya pelaku tidak mengetahui kalau korban hamil karena tidak bercerita.

“Korban YF tidak bercerita pada AD bahwa dirinya hamil karena takut,” ujar Darman.

Selanjutnya, korban menutupi kehamilannya dan tidak bercerita pada siapapun hingga melahirkan pada Jumat tanggal 18 September 2020 sekira pukul 05.30 WIB.

Korban melahirkan bayinya tanpa dibantu siapapun di kamarnya sendiri. Sebab, pada saat itu kedua orang tuanya sedang bekerja di luar kota dan rumah dalam keadaan sepi.

Baca Juga: Polres Sumenep Ungkap Tersangka Pembuang Bayi di Belakang Puskesmas Gapura

Setelah melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki itu, korban berteriak meminta tolong dan memanggil nama AD ke kemarnya.

“Ketika pelaku datang ke kamar YF dan melihat korban melahirkan bayi, dia langsung mengambil pisau dan memotong tali pusar bayi itu,” jelas Kapolres Darman.

Kemudian, AD berkata pada YF untuk membawa bayinya karena takut menjadi aib keluarga. Namun tidak dijawab korban, karena masih lemas pasca melahirkan.

AD membawa bayi itu dan dimasukkan ke dalam kardus air mineral yang sudah dialasi kain sarung. Kemudian ditutup dengan baju batik warna merah seragam sekolah SD.

Setelah itu, dengan menggunakan motornya AD membawa kardus berisi bayi tak berdosa itu ke pagar tembok pembatas belakang Puskesmas Gapura di Desa Gapura Barat.

“Pelaku menaruh dan meninggalkan kardus air mineral berisi bayi itu di bawah tembok pembatas belakang Puskesmas Gapura,” ucap Kapolres Darman.

Barang Bukti dan Pasal Persangkaan

Selain menahan pelaku, dalam kasus ini polisi mengamankan sejumlah barang bukti berupa 1 buah kardus air mineral, 1 lembar kain batik warna putih motif bunga warna hitam, dan 1 baju batik lengan pendek warna merah motif kotak-kotak seragam sekolah dasar (SD).

Polisi juga mengamankan sebilah pisau lengkap dengan sarungnya terbuat dari kaleb warna gelap, dan 1 unit motor Honda Beat warna putih kombinasi warna biru.

“Pelaku dijerat Pasal 305 KUH Pidana dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 5 tahun 6 bulan,” pungkas Kapolres Darman.

Rafiqi, Mata Madura