matamaduranews.com -Tangisan bisa Memadamkan Api Neraka. Keterangan ini sering kita dengar dari para Kiai atau penceramah.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Bagaimana maksud tangisan bisa memadamkan Api Neraka?
Berikut keterangan hadits dan kisah seorang waliyullah yang dihina manusia saat hidup. Sampai saat wafat. Jenazahnya dibuang ke tempat sampah.
Kisah waliyullah itu ditulis dalam Kitab Mawaa’idul Usfuriah, karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar Al-Usfuri.
Disebutkan, seorang pria setiap hari mabuk-mabukan. Ketika meninggal dunia. Masyarakat enggan menshalatkan dan menguburkannya. Sampai jenazahnya dibuang ke tempat sampah.
Beberapa waktu kemudian. Nabi Musa AS mendapat wahyu dari Allah SWT tentang jenazah itu.
Nabi Musa AS bersama pengikutnya mencarinya. Masyarakat memberitahu keberadaan jenazah yang dimaksud.
Nabi Musa AS kaget melihat jenazah yang tergeletak di tempat sampah. Masyarakat setempat memberitahu perbuatan orang itu semasa hidup.
Nabi Musa AS menyampaikan kepada Allah.
Wahai Tuhanku, Engkau telah menyuruhku mengubur dan menshalatkannya sedangkan kaumnya menyaksikan kejahatannya dan Engkau lebih mengetahui daripada mereka mengenai pujian dan celaannya”.
Dalam sumber lain menyebut, Nabi Musa diperintah Allah SWT untuk mengurus jenazah orang itu karena Allah SWT mencintai orang itu. Beliau tergolong waliyullah. Hanya masyarakat tak mengerti.
Nabi Musa AS ingin mengerti kebiasaan lain orang itu hingga Allah menyukainya.
Nabi Musa AS bertanya kepada istri si jenazah itu. Sang istri membenarkan atas perbuatan suaminya yang setiap hari mabuk-mabukan.
Namun pada malam hari saat sadar. Suaminya mendirikan shalat dan menangis minta ampunan kepada Allah SWT.
Dalam Kitab Mawaa’idul Usfuriah disebutkan, Allah mewahyukan kepada Nabi Musa ASa: “Hai Musa, benarlah kaumnya mengenai apa yang mereka katakan tentang keburukan perbuatan-perbuatannya hanya saja ia memohon kepada-Ku pada waktu wafatnya dengan tiga hal, yang apabila semua orang berdosa dari mahluk-Ku, memohon kepada-Ku dengan perantaraan ketiga hal itu, niscaya Ku-berikan pada apa yang dimohonnya itu. Bagaimana Aku tidak kasihan kepadanya ketika ia memohon, sedangkan Aku adalah yang Maha Penyayang di antara para penyayang.”
Menangisi atas perbuatan hina kita sungguh dicintai oleh Allah SWT.
Nabi SAW bersabda:
عَيْنَانِ لاَ تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
“Dua mata yang tidak akan tersentuh oleh api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang bermalam (begadang) untuk berjaga-jaga (dari serangan musuh) ketika berperang di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi)
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلا ظلُّهُ ….، ورَجُلٌ ذَكَرَ اللَّه خالِياً فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; …. dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” [HR. Bukhari dan Muslim]
Para ulama sufi memahami bentuk menangis sesuai hadits di atas yaitu,
Menangis karena kesadaran. Sadar atas perbuatan yang dilarang Allah. Lalu berharap ampunan-Nya.
Ulama sufi memahami Kisah jenazah yang diurus oleh Nabi Musa AS: karena Allah suka atas tangisan si hamba-Nya.
Tangisan yang bisa memadamkan Api Neraka maksudnya: perbuatan hina menurut manusia tak bisa menyentuh Api Neraka karena Allah menyukai tangisan. Allah mengampuni nya.
Wallahu ‘Alam