
(Foto FB Bams Yant)
MataMaduraNews.com–SUMENEP-Pasca banjir yang menggenangi berbagai titik di sejumlah ruas Kota Sumenep, Sabtu (25/11/2017), mengejutkan publik. Akibatnya, ocehan netizen menjadi viral di media sosial.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Mayoritas publik menyalahkan Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPRKP-CK). Dinas yang dinahkodai Bambang Irianto ini disebut para netizen harus bertanggungjawab adanya banjir. Beragam kritik dan solusi ditawarkan agar tidak terjadi banjir susulan di kawasan Kota Sumenep.
Apa respon Bambang? Saat dihubungi MataMaduraNews.com via WhatsApp, Minggu (26/11/2017) Bambang menyebut, persoalan banjir yang menggenangi di sejumlah ruas Kota Sumenep akibat siklus hujan lima tahunan dan sangat terkait antara hulu dan hilir. “Urusan hulu itu terkait dengan catchment area. Urusan hilir terkait dengan sungai yang berujung di laut yang elevasi muka airnya bervariatif. Tergantung pasang surut laut melalui Kali Marengan,” terang Bambang.
Bambang menolak banjir yang terjadi pada hari Sabtu kemarin masuk kategori banjir. “Itu masih kategori air genangan sesaat yang terjadi di beberapa titik Kota Sumenep. Seperti, area Kampung Arab, seputar Pemkab, sebelah barat SDN Damala, seputaran perumahan BSA dan lainnya,” sebutnya.
Menurut Bambang, genangan air itu terjadi karena sebab. Pertama akibat serapan air berkurang, gaya hidup masyarakat yang rumahnya dipaving. Kedua akibat ulah membuang sampah sembarangan sehinga menjadi saluran drainase buntu. Ketiga, Kali Marengan yang menjadi pusat pembuangan air hujan dari sejumlah titik kota sudah tak mampu menampung.
Langkah kedua, Bambang menyebut akan membangun pompa air berdasar masterplan penanggulangan banjir di kota. Rumah pompa dan penanggulannya, kata Bambang, sudah teralokasi di APBD 2018 sebesar Rp 7 miliar. “Perencanaan sudah. Awal tahun 2018, start pembangunannya,” janjinya.
Rumah pompa itu, kata Bambang akan bertempat di lima titik. Pertama, area Kampung Arab. Kedua, area Rumah Potong Hewan. Ketiga dan Keempat, sebelah timur Perum Satelit. Kelima, area Desa Pangarangan.
“Adanya rumah pompa itu air banjir yang terpusat di Kali Marengan dipecah terbagi dua. Pertama ke Kali Patrian. Kedua, ke Kali Saroka lewat saluran sisi pegaraman. Dengan harapan arus air tak lagi bertumpu di Kali Marengan,” jelas Bambang.
Selain bangun rumah pompa, Bambang juga akan menempatkan pompa apung milik BPPD untuk mengurangi beban debit air di Kali Banding sepanjang JL dr. Cipto. Itu dilakukan untuk mengurangi genangan air yang terpusat di kawasan perkantoran, rumah sakit untuk dialirkan menuju Kali Marengan.
Selain itu, Bambang juga merancang normalisasi dan revitalisasi saluran sekunder yang berhulu dari Pasar Anom dan berhilir di saluran lingkar timur.
“Termasuk normalisasi dan revitalisasi saluran sekunder dari jembatan pertigaan depan rumah dinas kapolres menuju area pegaraman terus ke Kali Saroka,” pungkasnya.
Hambali Rasidi, Mata Madura