Budaya

Aksi Heroik Joki Balap Kuda Traditional Bangkalan

×

Aksi Heroik Joki Balap Kuda Traditional Bangkalan

Sebarkan artikel ini
Aksi Heroik Joki Balap Kuda Traditional Bangkalan
Para joki balap kuda sedang adu kecepatan, (Foto: Hasin/ Mata Madura)

matamaduranews.com -BANGKALAN- Jika di Jakarta ada aksi heroik yg dilakukan oleh presiden Joko Widodo pada saat pembukaan Asian Games dengan cara menaiki sepeda motor gede (Moge) dan tampil memukau di hadapan jutaan penonton, begitupun di Pulau Madura, tepatnya di arena pacuan kuda Desa Keleyan, Kecamatan Socah, Bangkalan. Puluhan pemuda adu ketangkasan dengan menunggangi kuda pacu untuk adu cepat dengan penunggang kuda lainnya.

Tidak kalah heroik dengan aksi Presiden Joko Widodo, saat satu persatu kuda dilepas dari ring garis start yang telah ditentukan oleh panitia, sontak penontok bersorak dan saling memberi semangat kepada kuda-kuda pilihannya untuk bisa berlari secepat mungkin sehingga menjadi pemenangnya.

Kuda pacu tradisional mulai dilaksanakan sejak tahun 1985 di Kabupaten Bangkalan dengan menggunakan trak lurus sepanjang 300 meter. Kuda pacu traditional dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas A super, A, B dan C.

Yang membuat penonton berdecak kagum adalah aksi para penunggang kuda pacu traditional atau yang biasa dikenal dengan joki adalah ketika menunggang kuda tanpa menggunakan pelana atau pengaman seperti penunggang kuda pada umumnya, sehingga tidak sembarangan orang bisa menjadi joki melainkan orang khusus yang memiliki keahlian serta keberanian yang mumpuni.

Seperti halnya Muhammad Makki, salah satu joki kuda pacu yang sudah berkali-kali mengikuti lomba balap kuda tradisional tersebut mengatakan bahwa perlu adanya kedekatan khusus antara dirinya sebagai joki dengan kuda yabg ditungganginya.

“Harus kenalan dulu, mulai dari keseharian memandikan, memberi makan hingga dibawa berkeliling diwaktu-waktu tertentu,” Ucapnya sambil lalu menenangkan kudanya pada saat ikut perlombaan Pacuan kuda tradisional dalam rangka memperingati Hut Kemerdekaan RI Ke-73 Minggu (19/08/18).

Muhammad Makki yang sudah menjadi joki sejak 8 tahun silam mengaku pernah mengalami kecelakaan dan jatuh dari kuda yng ditungganginya pada saat ikut perlombaan, beruntung tidak ada masalah serius yang dialaminya sehingga tetap bisa menjadi joki hingga saat ini.

“Kecelakaan atau jatuh ya sering juga mas, tapi alhamdulilah tidak pernah cidera serius,” ungkapnya sambil terswnyum lepas.

Fadhur Rosi selaku ketua panitia acara lomba balap kuda traditional kali ini mengatakan bahwa dalam setiap even pacuan kuda tradisional setiap tim biasanya mempersiapkan mulai dari dua bahkan sampai lima Joki. lebih lanjut pria yang juga owner dari klub Perdana Stabel ini menjelaskan bahwa setiap tim akan mempunya tradisi atau ritual masing-masing sebelum perlombaan dimulai, seperti halnya pemilihan tempat serta posisi peletakan kuda sejak dua hari sebelum perlombaan dimulai.

“Tempat untuk menaruh kuda saat perlombaan mesti terpisah, karena setiap tim punya patokan khusus masing-masing, mulai dari kuda harus menghadap mana dan menaruh kuda disebelah mana,” terangnya.

Lomba balap kuda traditional di Bangkalan diadakan setiap dua bulan sekali, selain sebagai hiburan rakyat juga sebagai ajang silaturahmi sesama pecinta Kuda.

Kali ini terdapat 40 peserta balap kuda yang ikut serta memeriahkan perlombaan dan dihadiri langsung oleh Ketua Persatuan Olah Raga Berkuda Kabupaten Bangkalan R H Nasir Zaini, Kapolres Bangkalan AKBP Boby Palaudin Tambunan, Dandim 0829 Letkol Dodot Sugeng Hariadi, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bangkalan Fathurahman.

Hasin, Mata Bangkalan

KPU Bangkalan