matamaduranews.com-– Nanang Wahyudi, seorang pengusaha asal Desa Kalowang, Kecamatan Gayam, Pulau Sapudi menumpahkan kekecewaannya terhadap program bantuan sosial yang turun ke Pulau Sapudi yang dinilai tidak transparan.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Melalui unggahan video di TikTok, Yudik-panggilan Nanang Wahyudi-menyoroti dua isu utama: pertama, ketidakjelasan distribusi bantuan kambing dari Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Kedua, dugaan kerugian warga akibat program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PU.
Menurut Yudik, bantuan kambing yang seharusnya diberikan kepada nelayan sebagai masyarakat terdampak pengeboran migas justru tidak jelas siapa penerimanya.
Lalu Yudik mempertanyakan transparansi distribusi bantuan kambing dan menuding adanya ketidaksesuaian dalam realisasinya.
“Nama-nama penerima kambing sudah ada. Kok tak ada kambingnya. Entah ada di mana kambing itu,” sebut Yudik di akun tiktok boy bimboy yang lagi viral.
@nanangwahyudi744 Tolong kami masyarakat pulau sapudi sumenep #gerindra #sumenepmadurajawatimur #sumenep #sumenepmadura #madurapride #jawatimur #prabowo #fyp #bupatisumenep
https://vt.tiktok.com/ZSrhrq2EX/
Selain bantuan kambing dari HCML. Yudik juga menyoroti pelaksanaan BSPS yang bertujuan membantu masyarakat dalam renovasi rumah tak layak huni.
Namun, kata Yudik-program BSPS justru merugikan rakyat karena dugaan ketidaktepatan sasaran penerima dan pelaksanaan yang tidak sesuai harapan.
“Yang menerima bantuan BSPS harus kehilangan sapi. Karena barang yang diterima di bawah Rp 10 juta,” kata Yudik menambahkan.
Atas fenomena itu. Yudik mengaku heran. Kenapa sikap kepala desa, tokoh masyarakat, dan aktivis di Pulau Sapudi banyak memilih diam tak bersuara melihat kedzaliman yang menimpa masyarakat.
“Para tokoh masyarakat, kepala desa dan aktivis seharusnya menjadi penyambung aspirasi rakyat, tapi kenapa diam yang terkesan membiarkan masalah yang menimpa masyarakat,” lanjut Yudik dalam curhatannya.
Video curhatan Yudik di TikTok kini viral dan mengundang beragam reaksi dari masyarakat.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak HCML maupun Pokmas da penanggungkawab BSPS di Pulau Sapudi terkait keluhan yang disampaikan Nanang Wahyudi. (redaksi)