Bupati Bangkalan Tidak Becus: Teriak Pendemo Pilkades

×

Bupati Bangkalan Tidak Becus: Teriak Pendemo Pilkades

Sebarkan artikel ini
Massa AMDPDB saat unjuk rasa ke kantor Pemkab Bangkalan. (Foto, Eko/Mata Bangkalan)
Massa AMDPDB saat unjuk rasa ke kantor Pemkab Bangkalan. (Foto, Eko/Mata Bangkalan)
Massa AMDPDB saat unjuk rasa ke kantor Pemkab Bangkalan.
(Foto, Eko/Mata Bangkalan)

MataMaduraNews.comBANGKALAN-Puluhan warga yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Desa Penegak Demokrasi Bangkalan (AMDPDB) mengaku kecewa berat atas sikap Bupati Bangkalan, Makmun ibnu Fuad.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Dalam orasi saat unjuk rasa di depan kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Madura, Jatim, Senin siang (24/10/2016), Koordinator aksi AMDPDB, Wahyudi bersuala lantang. “Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad pengecut. Setiap ada warga yang ingin menyampaikan aspirasi tidak pernah ditemui,” teriak Wahyudi lewat pengeras suara.

“Sudah berapa kali masyarakat datang untuk menemui bupati. Hasilnya selalu nihil. Bupati tidak becus, sebaiknya mundur saja,” ucap Wahyudi yang disahut kata mundur secara koor massa.

Kedatangan AMDPDB itu untuk mendesak Bupati Momon-panggilan akrab-Makmun Ibnu Fuad- agar membekukan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di desa yang bermasalah. Menurut Wahyudi, banyak fakta lapangan terjadi pelanggaran yang dilakukan Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD).

Perwakilan AMDPDB saat mensweeping kantor pemkab
Perwakilan AMDPDB saat mensweeping kantor pemkab. (foto/ Eko Mata Bangkalan)

Setelah merasa puas menumpahkan segala uneg-uneg ke Bupati Momon, sepuluh perwakilan minta ijin ke aparat kepolisian untuk masuk ke dalam Kantor Pemkab. Setelah diberi ijin masuk, para perwakilan AMDPDB mensweeping setiap ruangan kantor pemkab. Mulai dari ruangan asisten bupati, wakil bupati hingga ruangan Bupati Momon.

Hasilnya? Salah satu perwakilan, Mat Dangken asal Tanjung Bumi mengaku heran saat memeriksa setiap ruangan di lantai dua pemkab pada jam kerja tidak ada seorang pejabat yang berada di tempat.  “Ini jam kantor. Masak ada acara semua. Kantor sebesar ini tidak ada orangnya,” kesal Mat Dangken kepada sejumlah wartawan yang menemuinya.

Eko E Wahyudi, Mata Bangkalan