Cerita Warga Bangkalan yang Mudik Awal Setelah Jakarta Sepi

×

Cerita Warga Bangkalan yang Mudik Awal Setelah Jakarta Sepi

Sebarkan artikel ini
Cerita Warga Bangkalan yang Mudik Awal Setelah Jakarta Sepi
Pemudik asal Jakarta diperiksa kesehatannya di terminal bus di Bangkalan. (matamadura.syaiful)

matamaduranew.comBANGKALAN-Situasi Ibu Kota Jakarta yang sepi sejak pembatasan sosial untuk menekan penyebaran virus Corona berimbas kepada para perantau asal Bangkalan, Madura.

Rohim warga asal Galis, Bangkalan yang sehari-hari menjadi pedagang Sate di Kebon Jeruk Jakarta Barat memilih menghabiskan waktu di kampung halaman. Dia pulang kampung sampai di terminal Bangkalan pada Kamis (16/4/2020) pukul 00.15 WIB.

Pulang lebih awal, cerita Rohim lantaran usaha dagang mereka di Jakarta terganggu akibat pembatasan sosial untuk antisipasi penularan virus korona baru. Dia sudah satu bulan ini tidak bisa mencari keuntungan dari hasil jualnya itu.

“Ada penutupan jalan di Jakarta jika malam hari, kadang baru buka pada siang hari. Jadi tak bisa berjualan,” jelas Rohim saat dimintai keterangan Mata Madura di Terminal Bangkalan.

Rohim memang berniat untuk pulang kampung halaman. Rohim menghiraukan imbauan pemerintah memaksa pulang lantaran tak bisa beraktivitas. Sedangkan konsumsi makan harus dipenuhi tiap hari.

“Sudah telepon keluarga mau pulang. Di Bangkalan musim padi, lebih baik saya membantu keluarga di kampung agar ada kegiatan ngarit Padi. Urusan makan jika di Kampung bukan menjadi persoalan utama. Utamanya adalah temu kangen,” kata dia ketika berbincang dengan Mata Madura.

Rohim mengaku, saat tinggal di Jakarta kondisi ekonominya hanya cukup untuk kebutuhan makan sehari-hari. Pemasukan tidak ada, pengeluaran sudah pasti.

“Cuma kadang takut juga nanti di kampung malah menularkan meski pun saya gak ada gejala-gejala flu, batuk dan demam. Tapi apalah daya daripada mati kelaparan di Jakarta lebih baik saya berkumpul dengan sanak saudara di Galis,” paparnya

Lanjut dia, keluarga di kampung halaman sangat mencemaskan dirinya. Terlebih, semenjak status Kota Jakarta ditingkatkan menjadi darurat bencana corona, keluarga meminta dirinya segera pulang.

“Ini tadi rombongan bagi wilayah di Madura yang mau mudik, tapi di Bus sudah dibatasi tidak berdempetan. Jarak 1 kursi penumpang dengan penumpang lainnya,” terangnya

Cerita senada disampaikan Halimah asal Tanah Merah yang menjadi pedagang di pasar grosir pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dampak dari penyebaran virus corona ini sangat terasa bagi dia.

Menurut Halimah, aktivitas jual beli di Pasar Tanah Abang berkurang secara signifikan. “Kami sudah mencoba bertahan dengan tetap membuka kios, tetapi tidak ada pembeli yang datang. Makanya kami lebih memilih untuk pulang kampung halaman. Daripada tetap membuka kios dan menambah biaya operasional, kami memilih menutup kios dan pulang kampung,” terangnya.

Pantauan Mata Madura, Dinas Perhubungan Bangkalan, Kepolisian, Tim Satgas Covid-19 Bangkalan turut melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan terhadap seluruh pemudik asal Jakarta. Kurang Lebih ada 6 bus pemudik dari Jakarta ke 4 Kabupaten di Madura yang transit untuk diperiksa kesehatan di terminal Bangkalan.

Semua pemudik dilakukan pemeriksaan suhu tubuh lewat thermogun. Lalu membasuh menggunakan hand sanitizer.

Petugas gabungan itu juga mengimbau kepada pemudik agar selalu menerapkan physical distancing.

Syaiful, Mata Madura

KPU Bangkalan