PolitikCatatan

Fauzi-Fitri atau Fauzi-Kiai Fikri

×

Fauzi-Fitri atau Fauzi-Kiai Fikri

Sebarkan artikel ini

Catatan: Hambali Rasidi

Pilkada Sumenep
Farid Gaki, Pendukung Kiai Fikri (kiri). Bambang Supratman, Pendukung incumbent Fauzi. Ainur Rahman, Pendukung Bunda Fitri (tengah)

matamaduranews.com -Seseorang bertanya. Bagaimana jika Fauzi-Fitri tak jadi duet di Pilkada Sumenep 2024?

Saya diam tak menjawab. Lalu dia bertanya lagi. Ini serius. Pertanyaan serupa diulang.

Saya mencoba memberi analisa. “Faktanya Bunda Fitri melamar di posisi calon wabup di PKB. Dengan begitu, Bunda Fitri siap berkompetisi di Pilkada Sumenep 2024,”.

“Ngerti. Apa yang akan dilakukan Bunda Fitri jika tak digandeng incumbent Fauzi,” ia kembali bertanya.

Saya kembali diam. Mengingat-ingat. Hubungan Bupati Fauzi dengan Kiai Busyro. Beberapa bulan terakhir. Juga mengingat-ingat komunikasi MH Said dengan Kiai Busyro.

Lalu saya memberi analisa: “diam atau melawan,”

“Maksudnya. Kiai Busyro mau melawan Pak Said. Gak lah. Itu tak akan terjadi,” dia membantah analisa saya.

Kata dia, model politik Kiai Busyro jalan tengah. Mengedepankan kompromi. Daripada konfrontatif.

“Hasil kompromi politik itu saling menguntungkan,” ia beranalisa.

Saya menyergah dengan alasan: “Masa depan politik Kiai Busyro ditentukan pada Pilkada Sumenep tahun ini. Kecuali Kiai Busyro mau keluar dari dunia politik. Sebagai tangga politik. Bunda Fitri harus menjadi wakil incumbent,” saya memberi analisa.

Dia diam. Seperti tertarik mendengar alasan saya. Rupanya dia penasaran. Setelah melihat hiruk pikuk obrolan netizen di Grup-Grup WhatsApp. Soal tema Pilkada Sumenep 2024.

Saya memberikan simulasi pasangan incumbent. Fauzi-Hamid. Fauzi-Eva. Fauzi-Herman Dali. Fauzi-Faishal. Fauzi-Kiai Fikri.

Dia bertanya: kemungkinan potensi duet Fauzi-Eva dan Fauzi-Kiai Fikri.

Saya balik bertanya soal koalisi PDI-P. Meski PDI-P bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada Sumenep. Tapi PDI-P perlu koalisi dengan parpol lain untuk menghindari kekuatan lawan. Sebab kekuatan politik Incumbent Fauzi masih belum aman.

Jika ada pertanyaa: PDI-P akan berkoalisi dengan parpol apa. Tentu parpol yang memiliki potensi kekuatan melawan Fauzi.

Kalau begitu: ada dua parpol di Sumenep yang memiliki basis pemilih jelas. Yaitu, PKB dan PPP.

Sedangkan PAN dan Demokrat pemilihnya berdasar mobilisasi Caleg. Selama dewan terpilih tak bergerak seperti semangat saat Pileg. Suara parpol itu juga ikut lemah.

“Kalau begitu, siapa pilihan incumbent Fauzi. Apakah Nyai Eva atau Kiai Fikri.,” tanya dia.

“Kalau PPP jelas mengusung Kiai Fikri sebagai bakal calon di Pilkada Sumenep 2024,” saya menjawab.

Sekarang tinggal Nyai Eva. Parpol mana yang akan mengusung Nyai Eva sebagai wakil-nya incumbent Fauzi? Apakah Demokrat?

Sepertinya Demokrat mulai jelas akan mengusung kader sendiri di Pilkada Sumenep 2024. Di sejumlah media tersiar kabar. Zainal Abidin dan Annisa Zhafarina Qasasi yang akan diusung Demokrat Sumenep di Pilkada nanti.

“Berarti lebih berpeluang Kiai Fikri digandeng incumbent dibanding Nyai Eva?,” dia menyela penjelasan saya.

“Sekarang koalisi wakil incumbent mengerucut ke PKB, PPP dan PAN,” saya menambah keterangan.

Sampai di sini. Dia kembali bertanya soal kemungkinan Ketua Gerindra Sumenep KH Ilyasi Siradj dicalonkan oleh Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Pilkada Sumenep

Saya balik bertanya. Dengan beberapa pertanyaan ke dia. Pertama, apa kepentingan Prabowo dengan Pilkada Sumenep. Kedua, apa yang akan diincar Prabowo di Kabupaten Sumenep. Sampai-sampai mencalonkan kader Gerindra maju di Pilkada Sumenep. Padahal Gerinda hanya meraih 2 kursi di Pileg kemarin. Berarti Prabowo harus memborong kursi parpol koalisi Pilpres untuk Pilkada Sumenep.

Dia tak menjawab.

Saya memberi bocoran. Meski info itu belum terkonfirmasi secara jelas. Saya meyakini: rekom Pilkada Sumenep dari Gerindra sudah berlabuh ke incumbent. Tanpa syarat minta jatah wakil incumbent.

“Kalau begitu. Berapa persen peluang Kiai Fikri dan Bunda Fitri digandeng incumbent,?,”

“Wah pertanyaan anda tambah ruwet ke saya. Biar waktu yang menjawab,” saya mengakhiri obrolan dengan seseorang itu.

Belakang diketahui dia utusan. Entah utusan siapa. (hambalirasidi)

KPU Bangkalan