matamaduranews.com–SUMENEP-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep gelar Sosialisasi Pilkada Sumenep ke pemilih pemula di Ponpes Nurud Dhalam Ganding, Ahad (22/11/2020) siang.
Pada sosialisasi Pilkada kali ini, KPU menggandeng Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) Kabupaten Sumenep.
Adapun sasaran sosialisasi adalah pemilih pemula yang terdiri dari siswa dan mahasiswa di lingkungan Ponpes Nurud Dhalam yang sudah memiliki KTP Elektronik.
Ketua DPC PWRI Sumenep, Helman mengungkapkan, digelarnya sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pemilih pemula tentang pentingnya memberikan hak suara di Pilkada Sumenep tanggal 9 Desember 2020.
“Kita sengaja memilih kalangan millenial, karena saya yakin mereka masih belum terkontaminasi kepentingan politik praktis, sebab mereka masih memiliki idealisme dan semangat demokrasi yang kuat,” ungkapnya.
Helman berharap, dengan sosialisasi tersebut bisa mengajak pemilih pemula dan memberi informasi tentang pentingnya memilih dan hadir ke TPS untuk menyalurkan hak suaranya di Pilbup Sumenep.
“Paling tidak mengajak keluarganya sendiri, teman dekatnya dan sanak familinya,” tutur jurnalis asal Kecamatan Ganding itu.
DPC PWRI Sumenep mengemas sosialisasi Pilkada Sumenep tersebut agak berbeda. Ada tema “Pemilih Cerdas, Pemimpin Sumenep Berkualitas,” yang diangkat guna menekankan bagaimana pemilih pemula menyalaurkan hak suaranya dengan baik.
Untuk itu, ada dua pamateri dalam sosialisasi Pilkada tersebut. Selain Syaifurrahman selaku Komisioner KPU Sumenep Divisi Program dan Data, ada Rusydiyono, Sekretaris DPC PWRI Sumenep.
Komisioner KPU Sumenep, Syaifurrahman menyampaikan tiga hal penting yang harus dipersiapkan pemilih pada Pilkada Sumenep 2020. Semuanya terkait persiapan dan mekanisme pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati 9 Desember mendatang.
“Sebenarnya hal-hal penting yang perlu dipersiapkan oleh pemilih itu ada tiga. Mematuhi protokol kesehatan, data pemilih dan bagaimana menggunakannya, serta KTP elektronik,” paparnya pada peserta.
Kemudian, Syaifur, demikian akrab dipanggil, menjelaskan hal-hal terkait Pilkada Sumenep itu secara rinci dilanjutkan dengan menyampaikan karakteristik pemilih cerdas.
Menurut dia, pemilih cerdas adalah warga yang memilih dengan hati nurani dan akal sehat serta tidak terpengaruh dengan intervensi apapun, baik kekuasaan, money politic, dan semacamnya.
“Jadi memang memilih berdasarkan hati nuraninya melalui pertimbangan akal sehat hasil analisa atas rekam jejak, visi misi dan program kerja calon, dan menolak intervensi seperti politik uang,” jelas Syaifur.
Hal yang sama diungkapkan Rusydiyono. Ia menyatakan pemilih millenial memiliki potensi besar untuk menjadi pemilih cerdas, sehingga akan melahirkan pemimpin Sumenep yang berkualitas.
“Mengapa? Karena pemilih pemula atau pemilih millenial ini memiliki intelektual yang tinggi dan belum terkontaminasi daripada pemilih kebanyakan,” tuturnya.
Adapun untuk menjadi pemilih cerdas, kata Rusydi, kurang lebih sama seperti yang disampaikan Komisioner KPU Sumenep.
Yaitu, menggunakan pisau analisa guna menentukan pilihannya pada Pilkada tanggal 9 Desember mendatang disertai penolakan tegas terhadap intervensi seperti politik uang.
“Bagaimana kita menganalisanya? Tentu kalau calonnya kita sudah tahu semua. Tetapi kelebihan pemilih pemula ini harus bisa membedah dulu para calon itu dari rekam jejaknya selama ini, kemudian visi misinya, dan program kerja yang ditawarkan,” papar Sekretaris PWRI Sumenep itu.
Manakala sudah melalui semua tahapan tersebut, terutama memenuhi segala persiapan pemilih yang sudah disampaikan Komisoner KPU Sumenep sebelumnya, maka kiranya sudah cukup syarat bagi pemilih pemula untuk menjadi pemilih cerdas.
“Dengan begitu, setidaknya kita tidak akan terlalu kecewa ketika pilihan kita yang ditakdir memimpin Sumenep nanti misalnya ternyata melenceng dari harapan. Setidaknya kita sudah melaksanakan istikharah politik dengan hati-hati,” pungkas Rusydi.
Rafiqi, Mata Madura