matamaduranews.com–BANGKALAN-Sepintas, bagi yang awam di dunia IT (informasi teknologi), harga membuat website resmi Pemkab Bangkalan terlalu mahal karena menelan biaya Rp 587 juta.
Bagaimana sebenarnya jika ditelaah secara teknik informatika?
Mata Madura mencoba menghubungi salah satu mahasiswa IT untuk menjelaskan seputar website resmi Pemkab Bangkalan.
Mulai dari jenis platform, bahasa pemrograman, web server hingga domain dan hosting yang digunakan situs bangkalankab.go.id.
Mahasiswa IT yang enggan disebut namanya itu menjelaskan, website bangkalankab.go.id menggunakan platform Framework dengan software CodeIgniter.
Framework CodeIgniter merupakan aplikasi open source (sumber terbuka) berupa kerangka kerja PHP (PHP: Hypertext Preprocessor)Â dengan model MVC (Model View Controller) untuk membangun situs web dinamis dengan menggunakan PHP.
“CodeIgniter memudahkan pengembang web untuk membuat aplikasi website dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal,” jelasnya, Kamis (21/01/2021) malam.
Mahasiswa IT itu menyebut CodeIgniter merupakan framework PHP gratis dan cukup populer di kalangan web developer setelah framework Laravel.
“CodeIgniter ini framework PHP, makanya programming language-nya PHP,” imbuh dia.
Untuk web server bangkalankab.go.id menggunakan Apache dengan sistem operasi (OS) Ubuntu.
Apache adalah software web server gratis dan bersifat open source. Berbagai sumber menyebut server ini telah menjadi platform bagi 46% website di seluruh dunia.
“Fungsi web server ini ketika seseorang hendak mengakses suatu website, dia kan harus memasukkan nama domain ke kolom alamat pada browser, zetelah ituweb server akan mengirimkan file yang diminta,” tutur sumber Mata Madura itu.
Selain jenis CMS, bahasa pemrograman hingga OS, mahasiswa IT tersebut juga memberikan whois record domain dan hosting bangkalankab.go.id hasil penelusurannya.
“Kebetulan whois domain-nya tidak di-lock (dikunci),” ungkapnya.
Dari data itu diketahui bahwa domain bangkalankab.go.id dibuat dan didaftarkan di PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) pada tahun 2006.
Update terakhir perpanjangan domain tersebut dilakukan pada tanggal 16 Maret 2020 dan akan berakhir pada tanggal 31 Januari 2021 ini.
“Hosting-nya pakai dedicated server (server khusus), provider-nya PT Telkom Indonesia,” jelas dia sembari mengirim screenshot whois record domain dan hosting bangkalankab.go.id.
Ditanya biaya membuat website berbasis framework, baik memakai CodeIgniter maupun Laravel, jawaban mahasiswa IT itu cukup mengejutkan.
Kata dia, umumnya biaya membuat website berbasis framework kisaran Rp 30 – 50 juta. Sehingga, dia pun terkejut dengan biaya membuat desain website resmi Pemkab Bangkalan yang menghabiskan APBD hingga Rp 587 juta.
“Untuk project besar bisa sampai Rp 100 juta. Paling murah Rp 20/25 juta,” ungkapnya.
Bahkan, untuk webiste sederhana ada yang berani pasang tarif hanya Rp 10 juta.
“Itu sangat fantastis. Apalagi masih ada biaya khusus yang berjumlah ratusan juta untuk berbagai fitur, pemeliharaan dan upgrade website-nya,” ujar dia.
Sementara itu, Ketua Komisi A DPRD Bangkalan, H. Mujiburrahman tampak kaget mendengar anggaran pembuatan website pemkab Bangkalan menelan biaya lebih setengah miliar.
Abah Mujib-panggilan akrab H. Mujiburrahman-berjanji akan mengundang Kadiskominfo untuk memberikan klarfikasi di Komisi A.
“Kami akan segera panggil Diskominfo, karena ini persoalan keterbukaan informasi anggaran serta pengelolaan website Pemkab Bangkalan agar kedepan lebih baik,” jelasnya kepada Mata Madura.
Syaiful, Mata Madura