Jumlah Kematian Melonjak, Penggali Kubur di Sumenep Sempat Kewalahan

×

Jumlah Kematian Melonjak, Penggali Kubur di Sumenep Sempat Kewalahan

Sebarkan artikel ini
Penggali Kubur di Sumenep Sempat Kewalahan
Salah satu pemakaman di Desa Pangarangan Kota Sumenep. (matamadura)

matamaduranews.comSUMENEP– Suasana penguburan jenazah di pemakaman Kota Sumenep mengalami lonjakan penguburan sejak akhir Juni lalu.

Itu terlihat di pemakaman umum JL Pahlawan, Pandian. Wilayah Jeruk Purut, Pamolokan, Pemakaman Pacangagan dan pemakaman Jambu, Desa Pangarangan wilayah Kota Sumenep.

Penjaga Makam Pahlawan Sumenep, Abdullah saat ditemui Mata Madura, mengaku lonjakan penguburan cukup banyak dibanding sebelum pemberlakuan PPKM atau masa Covid-19 Sumenep memuncak.

“Setiap hari ada yang mau dimakamkan. Terkadang ada tujuh jenazah yang hendak dimakamkan. Saya tidak tahu pasti jumlahnya, tapi kalau penguburan memang meningkat. Setiap hari ada penguburan Covid-19,” ucapnya kepada Mata Madura saat ditemui dilokasi Makam Pahlawan Sumenep, Kamis 22 Juli 2021.

Menurut Abdullah, jumlah penguburan warga meninggal di area perkotaan merupakan hal wajar.

“Kan di sini padat penduduk, jadi biasa setiap hari memang ada. Tapi, angka kematian memang beda dari sebelumnya,” tambahnya.

Ia pun tidak menampik, banyak tetangganya yang terajangkit Covid-19. Bahkan banyak yang sakit dengan gejala sama.

Katanya, sebagian yang dimakamkan dinyatakan terkorfimasi Covid-19. Sebagian lain dianggap sebagai penyakit biasa.

Hal serupa juga terjadi di pemakaman umum di Desa Pangarangan. Para penggali kubur sempat mengaku kewalahan dengan banyaknya angka kematian.

Namun volume kematian yang dikubur di pemakaman Desa Pangarangan tak konstan.

“Terkadang sehari lebih sepuluh orang yang hendak dimakamkan di sini (pemakaman Pangarangan,red,” sebut Suli, salah satu penggali kubur saat berbincang dengan Mata Madura.

Mata Madura sempat menyaksikan penggali kubur yang tak sempat menutup tanah jenazah karena terdesak untuk menggali liang kubur di sebelahnya. Sehingga saat jenazah sudah turun di liang kubur masih menunggu penggali untuk menutupnya.

Jumlah total warga Sumenep yang meninggal akibat Covid-19 masih belum jelas. Dinas terkait atau rumah sakit rujukan khusus Covid-19 tidak mempublish angka kematian covid kepada publik.

Bahkan di website resmi pun tak menjelaskan data Covid-19 secara gamblang.

Kendati demikian, dalam satu bulan terkhir warga Sumenep banyak meninggal dengan gejala sakit menyerupai Covid-19.

Dua pekan lalu, Komisi IV DPRD Sumenep KH Samioeddin menyebut banyak masyarakat tertular penyakit dari tetangganya yang sakit. Tak jarang, katanya, mereka juga banyak meninggal setelah takziah dari keluarga yang sakit.

“Ketika ditelusuri ternyata pernah jenguk yang orang sakit, pulangnya sakit kemudian juga meninggal,” katanya.

Bahri, Mata Madura

KPU Bangkalan