matamaduranews.com-Dalam perkembangan teknologi yang begitu atraktif. Tantangan seorang jurnalis bukan sebatas survive. Lebih dari itu.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Jurnalis wajib bertransformasi. Harus bisa beradaptasi terhadap perkembangan teknologi.
Saat ini. Teknologi yang lagi trend adalah Kecerdasan Artifisial atau Kecerdasan Buatan. Publik mengenal-nya AI (Artificial Intelligence).
Open AI. DeepSeek. Salah satu perusahaan yang memproduksi tools AI.
Aplikasi AI itu, seperti Chat GPT Open AI sebagai tools atau alat bantu manusia dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
OpenAI menawarkan berbagai tools AI. Salah satunya adalah ChatGPT. Aplikasi ini bisa membantu tugas tugas jurnalis.
Mereka para jurnalis yang mampu menggabungkan kepekaan jurnalistik dengan pemanfaatan teknologi cerdas dijamin relevan, bahkan unggul dibanding wartawan lainnya.
Penyebaran informasi saat ini berkaitan dengan teknologi. Wajib para jurnalis masa kini perlu memahami bagaimana algoritma bekerja, bagaimana big data bisa diolah untuk mengungkap cerita yang tersembunyi, dan bagaimana AI (kecerdasan buatan) dapat dijadikan alat untuk mengolah data.
Bertahan dengan Integritas
Namun, adaptasi teknologi saja tidak cukup. Di tengah derasnya inovasi, jurnalis tetap harus berpijak pada nilai-nilai dasarnya: kebenaran, keadilan, dan keberpihakan kepada publik.
Ketika informasi dapat diproduksi siapa saja—dan oleh apa saja—maka keunggulan jurnalis adalah kemampuan menimbang, memverifikasi, dan memahami makna di balik data.
Kredibilitas, kini lebih dari sebelumnya, menjadi aset yang paling berharga. Publik akan mencari, dan mempercayai, suara yang konsisten memihak kepada fakta.
Masa Depan yang Tak Terelakkan
AI bukan lagi soal masa depan—ia sudah hadir di sini dan sekarang. Pertanyaannya bukan lagi apakah jurnalis akan menggunakan AI, melainkan bagaimana mereka menggunakannya secara bijak.
Teknologi akan terus berkembang. Tapi nilai kemanusiaan dalam setiap berita, empati dalam setiap laporan, dan integritas dalam setiap penyajian fakta, itulah yang akan menjadi pembeda.
Mungkin kita perlu mengubah pandangan: bahwa AI bukan pengganti, melainkan alat. Bahwa manusia tetap menjadi pusat jurnalisme, dengan teknologi sebagai pendukung. Di era serba canggih ini, justru nilai-nilai kemanusiaanlah yang harus lebih menonjol dari sebelumnya.
Jurnalisme sejati tidak akan mati. Ia hanya akan berevolusi. (ChatGPT Open AI)