matamaduranews.com-Sadarkah anda. Sudah berapa hari tak menggunakan google search. Untuk mencari informasi atau pengetahuan di dunia Internet.
Pasar media online atau website itu di google search. Wajar jika pakar SEO (Search Engine Optimization) menjadi andalan pengelola media online atau website.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dari tangan SEO itu, situs website selalu nongol di mesin pencari seperti google.
Beberapa tahun terakhir. Pengunjung situs website banyak berkurang. Beberapa laporan menyebut, para pengguna internet lebih asyik di ChatGPT milik OpenAI. Atau di tiktok.
TikTok menyasar pengguna usia lebih muda karena konten video.
Jadilah Chat AI dan TikTok sebagai mesin pencarian baru di dunia Internet.
Sudah tiga tahun lalu. Setelah hadir teknologi Kecerdasan Artifisial (AI).
Pengguna internet banyak meninggalkan google search.
Mereka lebih asyik memilih AI generatif. Karena lebih nyaman dalam pencarian informasi atau lebih praktis dalam banyak hal yang dibutuhkan.
Jadilah perpindahan masif dari google search ke ChatGPT.
Perkembangan teknologi seperti gelombang. Yang tak bisa dibendung. Muncul banyak platform kompetitor. Yang menggeser google search.
Laporan SearchEngineLand menyebutkan, pangsa google turun di bawah 90%. Fenomena itu terjadi selama tiga bulan terakhir.
“Baru kali ini pangsa pasarnya anjlok drastis, setelah awal tahun 2015 lalu,” dikutip dari 9to5Google, Minggu (26/1/2025).
Kehadiran ChatGPT milik OpenAI itu yang memicu migrasi besar besaran dari Google Search.
Mengutip laporan OpenAI, sejak ChatGPT diluncurkan pada November 2022. Dalam 5 hari pertama pasca peluncuran, ChatGPT memperoleh 1 juta pengguna.
Pada Januari 2023, OpenAI mengungkapkan ChatGPT memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan.
Angka terkini lebih tinggi, setelah OpenAI peluncuran model GPT-4 yang terintegrasi di berbagai platform.
Selain ChatGPT milik OpenAI. Kini mulai hadir Chat-AI Lokal. Yang memiliki potensi pasar lokal yang besar.
Chat-AI Lokal itu bisa memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dalam pekerjaan. Seperti pengganti peran tugas.
Karena Chat-AI Lokal juga bisa berbahasa lokal, sehingga lebih mudah dipahami oleh masyarakat lokal.
Akhir tahun 2024. DEWAN Pers menggelar Seminar Nasional bertajuk “Jurnalisme versus Artificial Intelligence (AI).
Dewan Pers khawatir kemajuan teknologi AI bisa mengancam keberlanjutan profesi jurnalis. Karena AI sudah mulai terlihat dalam penggunaan teknologi di beberapa televisi dan media digital.
Hambali Rasidi