Berita UtamaReligi

Kisah 7 Warga Gili Genteng Sumenep Bayar Ratusan Juta tapi Gagal Berangkat Haji

×

Kisah 7 Warga Gili Genteng Sumenep Bayar Ratusan Juta tapi Gagal Berangkat Haji

Sebarkan artikel ini
Haji Mabrur
Ilustrasi

matamaduranews.com-Rela bayar ratusan juta. Ketika ada tawaran dari agent travel haji bisa menunaikan ibadah haji tanpa antre. Tapi ujungnya gagal berangkat haji.

Hal ini yang dialami 7 warga Desa Jati, Kecamatan Gili Genteng, Kabupaten Sumenep, Madura. Mereka sudah selamatan naik haji. Lalu diantar ratusan sanak familynya tapi gagal berangkat haji tahun ini.

Seperti dilansir, kompas.com dari kontributor Pamekasan. 7 warga Desa Jati, Gili Genteng yang menjadi korban dugaan penipuan travel haji adalah Umar, Miswati, Adam, Tarman beserta istrinya.

Mereka menjadi korban dugaan penipuan travel haji PT Tirta Baroka Tour and Travel.

Tasem, kerabat Adam bercerita, 7 warga Desa Jati itu berangkat dari kampung halaman di Pulau Gili Genteng menuju Surabaya pada Kamis (23/6/2022).

Sebagaimana tradisi orang Madura. Bila ada yang hendak berangkat haji atau umrah. Sanak family dan tetangga dekat ikut mengantar.

Kata Tasem, ada sekitar 200 warga Pulau Gili Genteng yang ikut mengantar 7 warga itu menuju Surabaya sebelum bertolak ke Arab Saudi.

Mereka anak sanak family dari masing-masing calon jamaah haji mengaku senang mengantar keluarganya bisa naik haji dalam waktu singkat tanpa antrean panjang.

Jumlah pengantar yang hampir 200 orang itu hanya sampai di Pamekasan. Ketujuh calon jamaah haji itu dijemput pihak travel di sebuah masjid di Desa Tentenan Barat, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan.

Sebelum dilepas menuju Surabaya, 7 warga Gili Genteng dan ratusan pengantar diajak doa bersama di masjid tersebut.

“Saat diberangkatkan menuju Surabaya, korban masih belum pegang paspor dan visa. Katanya mau diproses ketika tiba di Surabaya,” kata Tasem seperti dikutip kompas.com.

Esok harinya. 7 warga Gili Genteng tiba di Kota Surabaya. Mereka ditempatkan di sebuah rumah kontrakan.

Salah satu utusan travel menyampaikan kepada perwakilan 7 warga agar untuk bersabar. Sambil menunggu paspor, visa, dan tiket keberangkatan mereka menuju Arab Saudi.

Namun setelah ditunggu beberapa hari. Surat-surat kelengkapan pemberangkatan haji itu tidak kunjung selesai.

Menurut Tasem, setiap calon jemaah haji  diminta setor uang Rp 250 juta.  Untuk menyelesaikan administrasi, pihak travel minta tambahan biaya lagi sebesar Rp 75 juta.

“Mereka melunasi semua tambahan biaya tersebut,” imbuh Tasem.

Setelah membayar Rp 325 juta setiap calon jamaah haji. Secara tiba-tiba pihak travel sulit dihubungi. Bahkan alasannya berbelit-belit.

“Uang itu diserahkan ke pria atas nama Fajar dari pihak travel. Sampai sekarang Fajar ini tidak bisa dihubungi lagi,” ungkap Tasem.

Menurut Tasem, pihak travel menjanjikan akan memberangkatkan mereka pada Rabu (6/7/2022) pukul 24.00 WIB.

Sampai waktu tiba, 7 warga Gili Genteng itu tak kunjung berangkat. Sedangkan pihak travel tak menghubungi 7 warga itu lagi.

“Daripada kebingungan di Surabaya, akhirnya para korban pulang ke Gili Genteng,” kata Tasem menambahkan.

7 warga Gili Genteng itu kembali ke kampung halaman di Pulau Gili Genteng. Mereka menaiki perahu dari pelabuhan Cangkereman, Bluto.

7 warga korban travel haji disambut isak tangis sanak familinya. Mereka sangat yakin bahwa 7 warga itu menjadi korban kena tipu travel haji.

Kompas.com berupaya menghubungi pihak PT Tirta Baroka Tour and Travel yang beralamat di Jl Raya Condet Ruko Faza Blok RA 2 no 27, Kelurahan Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Namun ternyata tidak aktif. Akun Facebook PT Tirta Baroka juga sudah lama tidak aktif dengan unggahan terakhir pada 9 Januari 2018.

Sementara dari hasil penelusuran di Sistem Komputerisasi Pengelolaan Terpadu Umrah dan Haji Khusus (Sikopatuh) Kementerian Agama RI, PT Tirta Baroka juga tidak terdaftar.

“Kami menduga kuat bahwa ketujuh korban sudah tertipu. Para korban juga tidak mengenal dekat dengan pria atas nama Fajar,” pungkas Tasem. (*)

KPU Bangkalan