matamaduranews.com-Ketika orang Madura ditanya nama Gubernur Jawa Timur. Jawaban pasti Muhammad Noer. Meski dikoreksi salah. Orang Madura itu tetap ngotot bahwa Gubernur Jawa Timur adalah Muhammad Noer. Sedangkan yang menjabat Gubernur Jatim saat ini hanya penggantinya.
Anekdot ini menandakan bahwa Raden Panji Muhammad Noer adalah seorang mantan Gubernur Jawa Timur yang legendaris. M Noer juga yang menggagas adanya Jembatan Surabaya Madura (Suramadu).
Mohammad Noer lahir di Sampang, pada 13 Januari 1918. Beliau wafat di Surabaya, pada 16 April 2010 pada usia 92 tahun.
M Noer meniti karir dari bawah, mulai dari magang di Kantor Kabupaten Sumenep, Asisten Wedana, Patih (Wakil Bupati), Bupati Bangkalan, Residen (Pembantu Gubernur), Pejabat Sementara Gubernur Jawa Timur, hingga menjabat seorang Gubernur Jawa Timur dan menjabat sebagai Duta Besar RI di Paris, Perancis.
Melansir dari situs resmi kominfo, Muhammad Noer pernah menjabat sebagai Gubernur Jatim selama 9 tahun pada periode 1967-1976.
Gubernur Jatim ketujuh ini berinisiatif untuk membangun Jembatan Suramadu agar akses antara Pulau Madura dan Surabaya bisa lebih mudah.
Ternyata, gagasan membangun Jembatan Suramadu sudah diidamkan saat menjadi Wakil Bupati Bangkalan pada 1950.
Popularitas M Noer begitu melekat di hati rakyat Jawa Timur, terutama warga Madura. Maklum, saat menjabat ia kerap melakukan kunjungan ke desa-desa setempat.
M Noer sadar bahwa mayoritas warga di desa banyak yang buta huruf dan petani miskin.
Karena itu, M Noer memetakan solusi untuk membantu rakyat kecil agar hidup sejahtera.
M Noer sudah disiplin seja dari kecil. Sampai usia senjanya, ia mengajarkan kedisiplinan pada anak-anak dan cucu-cucunya.
Hidupnya teratur. Tiap hari tidur pukul 22.00 dan bangun tidur pada pukul 04.30.
Setelah salat shubuh dan mandi, ia membaca koran atau majalah. Kemudian sarapan.
Noer memiliki hari khusus di tiap pekan untuk kontrol kesehatan ke dokter. Ia juga rajin berenang. Makan makanan sehat, cek kesehatan, olahraga, dan menghindari rokok bisa dilakukan Noer dengan kedisiplinan tinggi.
Tak heran jika usia hidupnya mencapai 92 tahun. Setelah nafasnya berakhir, beliau pun dimakamkan di Kampung Morkompah, Sampang, Madura. (tempo/**)