CatatanPolitik

Riuh Koalisi Menuju 2024

×

Riuh Koalisi Menuju 2024

Sebarkan artikel ini
Koalisi Menuju 2024
ilustrasi

Oleh: Tomy C. Gutomo*

matamaduranews.com-BEGITU riuh panggung politik Indonesia belakangan ini. Partai Kebangkitan Bangsa dan Gerindra tiba-tiba menyiratkan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Kalau koalisi ini terbentuk kira-kira akan mengusung pasangan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar. Atau sebaliknya –sulit bagi Prabowo.

Dua partai ini sudah cukup untuk mengusung calon presiden dan calon wakil presiden. Sudah memenuhi Parliamentary Threshold yakni 20 persen kursi DPR. Gabungan kursi dua partai ini adalah 136 kursi atau 23,66 persen. Koalisi ini belum resmi. Mungkin juga masih wacana. Test the water. Tujuannya untuk memancing reaksi publik dan reaksi partai politik lain. Tentunya juga memancing reaksi tokoh-tokoh yang berambisi menjadi calon presiden.

Saat intim dengan Gerindra, PKB juga “pacaran ” dengan PKS dan Demokrat. Istilah pacaran itulah yang dipilih oleh Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid yang juga wakil ketua MPR itu. Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar juga menyatakan akan mengajak Demokrat dan PKS bergabung ke dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Kalau dijumlahkan, gabungan empat partai itu 41,75 persen. Namun, kalau empat partai itu bergabung, penentuan capres-cawapres akan lebih alot. Katakanlah capresnya tetap Prabowo. Cawapresnya akan bersaing antara Muhaimin Iskandar dan Agus Harimurti Yudhoyono. Belum lagi kalau Nasdem ikut bergabung membawa nama Anies Baswedan.

Sebelumnya, telah beredar Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP. Namanya mirip dengan nama kabinet SBY. Gabungan tiga partai ini juga memenuhi Parliamentary Threshold yakni 25,73 persen.

Kalau koalisi ini terwujud bisa saja mengusung pasangan Airlangga Hartarto-Zulkifli Hasan. Itu kalau acuannya menjadikan ketua umum partai sebagai capres-cawapres. Sekarang kan tren setiap partai mengusung ketua umumnya sebagai capres.

Masih ada Nasdem dan PDIP yang belum jelas arah koalisinya. Awalnya Nadem ingin menggelar konvensi capres. Cukup serius. Partai itu meminta lembaga kajian ternama untuk menggelar focus group discussion (FGD) di beberapa daerah untuk menjajaki rencana konvensi itu. Format konvensinya berbeda dengan yang dilakukan Partai Demokrat pada 2014. Nasdem ingin menggelar konvensi setelah koalisi terbentuk.

 Next: Nasdem Mewacanakan Mengusung Anies

KPU Bangkalan