Pendidikan

SDN Banyoneng Laok 1 Positif Dibangun Ulang, Anggarannya Rp 2 Miliar Lebih

×

SDN Banyoneng Laok 1 Positif Dibangun Ulang, Anggarannya Rp 2 Miliar Lebih

Sebarkan artikel ini
SDN Banyoneng Laok 1 Akan Dibangun Ulang
Bambang Budi Mustika, Kepala Dinas Pendidikan Bangkalan saat dimintai keterangan oleh Mata Madura, Selasa (17/12/2019) siang. (Foto Syaiful/Mata Madura)

matamaduranews.comBANGKALAN-Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur akan membangun ulang gedung SDN Banyoneng Laok 1, Kecamatan Geger. Bahkan, anggaran untuk pembangunan sekolah tersebut sudah disiapkan sebesar Rp 2 miliar lebih.

Sebelumnya, sebagian bangunan sekolah itu sudah dirobohkan oleh warga setempat karena kondisinya membahayakan. Sehingga, para siswa di tiga kelas terpaksa harus belajar di ruang terbuka, sementara tiga kelas lainnya masih dipaksa digunakan.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan, Bambang Budi Mustika menjelaskan, SDN Banyoneng Laok 1 sebenarnya baru dibangun pada tahun 2008 lalu. Tapi karena kondisi tanah gerak, akhirnya tembok retak dan sangat membahayakan, sehingga dirobohkan oleh warga.

Lalu mengapa sebelumnya bangunan sekolah tersebut tidak direhab dan menunggu dirobohkan?

“Kendalanya tak lain karena status kepemilikan tanah belum hak milik sekolah. Saat ini 2019 sudah ada klausul Hibah tanah, makanya siap kami perbaiki total,” kata Bambang saat dimintai keterangan Mata Madura.

Dirasa bangunan gerak, Bambang sadar anggarannya harus maksimal. Namun karena jika menunggu dana alokasi khusus (DAK) pihaknya yakin kurang maksimal, maka saat ini anggarannya diprioritaskan pada Kementrian PUPR dari APBN.

“Sudah diverifikasi, dan ada 21 sekolah tahun anggaran 2020 menjadi skala prioritas. Termasuk SDN Banyoneng Laok 1,” kata Bambang.

Sebelum dibangun ulang, nantinya gedung yang lama akan dibersihkan. Menurut Bambang, gedung SDN Banyoneng Laok 1 itu akan dibangun ulang pada tahun 2020 dengan anggaran sebesar Rp 2 miliar lebih bersumber dari APBN.

“Anggaran Rp 2 miliar lebih itu akan digunakan untuk rehab total SDN Banyoneng Laok 1. Langsung lelang dari Kementerian PUPR,” terangnya, Selasa (17/12/2019) siang.

Sambil menunggu pembangunan gedung baru, ruang kelas sementara yang digunakan siswa saat ini meminjam rumah warga untuk ruang belajar. Hal itu dilakukan sebagai langkah darurat menyelamatkan anak-anak yang harus sekolah untuk pengganti ruang kelas yang roboh.

Tetapi, kata Bambang itu juga tak akan berlangsung lama. Karena BPBD Bangkalan memiliki rumah hunian sementara di daerah sana, sehingga nantinya gedung itu yang akan digunakan sembari menunggu pembangunan baru.

“Ada rumah talangan bencana di sana. Itu nantinya yang akan difungsikan untuk ruang belajar agar anak tetap belajar. Para siswa gak berani masuk kelas, karena tiga kelas yang masih utuh tembok sudah retak,” jelas dia.

Bambang menargetkan ruang kelas yang direncanakan akan mulai dibangun pada tahun 2020 itu, rampung di akhir tahun. Pembangunan ada 7 ruang, meliputi 6 kelas dan 1 ruang guru.

“Secepatnya. Kami berharap yang terbaik untuk pendidikan di Bangkalan,” tegas Bambang.

Terpisah, Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Nur Hasan mengaku pihaknya sudah mengumpulkan stakeholder untuk menindak lanjuti kunjungan lapangan hasil monitoring di SDN Banyoneng Laok 1, Senin (16/12/2019) lalu.

Para stakeholder itu terdiri dari Sekda, Kepala Disdik, BPBD, serta Aktivis Geger dan Aktivis PMII Bangkalan.

“Perlunya kesepahaman bersama antara Dinas Pendidikan, Sekda, BPBD dan aktivis, maka kami kumpulkan untuk satukan persepsi,” katanya, Selasa (17/12/2019) kemarin.

Dalam pertemuan itu, Nur Hasan menyebut Sekda Setijabudi sangat merespon luar biasa laporan komisi D dan berjnaji secepatnya akan menyampaikan pada Bupati Bangkalan.

Sementara sebagai langkah antisipasi saat ini seperti diungkapkan pihak Disdik sebelumnya, para siswa menempati rumah warga agar proses belajar mengajar tidak di sekolah itu tidak terhenti.

“Alhamdulilah saat ini juga perlu bersyukur. Ada masyarakat akan menghibahkan tanahnya untuk kepentingan sekolah di SDN Banyoneng Laok 1,” ujar Nur Hasan.

Ia pun meminta Sekda dan Disdik Bangkalan agar segera mengurus administrasi tanah hibah dari masyarakat tersebut. “Agar saat pelaksanaan pembangunan sekolah nantinya berjalan mulus sesuai aturan,” tegas Nur Hasan.

Sementara ditanya apakah boleh warga membongkar bangunan rusak di SDN Banyoneng Laok 1, Ketua Komisi D DPRD Bangkalan itu membolehkan selagi sangat membahayakan.

“Tidak masalah dibongkar jika dirasa memang sangat membahayakan karena bangunan sudah tak layak. Apalagi di musim penghujan seperti saat ini, menghilangkan kemudharatan itu lebih didahulukan untuk sebuah kemaslahatan. Artinya lebih baik dibongkar daripada bencana akan menimpa umat,” terang Nur Hasan.

Syaiful, Mata Bangkalan

KPU Bangkalan