Sosok KH Moh. Ma’ruf di Mata Ketua PCNU Sumenep: Beliau itu Pakunya Nahdlatul Ulama

×

Sosok KH Moh. Ma’ruf di Mata Ketua PCNU Sumenep: Beliau itu Pakunya Nahdlatul Ulama

Sebarkan artikel ini
KH. Moh. Ma'ruf, Rais Syuriyah MWC NU Gapura
Ucapan turut berduka yang mendalam atas berpulangnya KH. Moh. Ma'ruf, Rais Syuriyah MWC NU Gapura, dari PCNU Sumenep, Senin (20/01/2020). (Foto Istimewa/Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Sosok KH Moh. Ma’ruf, Rais Syuriyah MWC NU Gapura di mata Ketua PCNU Sumenep, KH A. Pandji Taufiq sangat berkesan sekali.

Tak heran, wafatnya kiai sepuh dan kharismatik asal Desa Banjar Barat, Kecamatan Gapura itu, meninggalkan duka yang mendalam.

“Pertama, beliau itu pakunya Nahdlatul Ulama. Pakunya masyarakat di komunitas Gapura, bahkan salah satu paku di Sumenep,” kata Kiai Pandji, Selasa (21/01/2020) pagi, di lokasi pemakaman Kiai Ma’ruf.

Ibarat paku, sosok Kiai Ma’ruf tak begitu tampak, tapi menguatkan. Begitulah peran paku kata Kiai Pandji sebagaimana eksistensi Kiai Ma’ruf di masyarakat.

“Yang kedua, beliau itu zimat. Zimatnya NU,” ucap Ketua PCNU Sumenep tersebut.

Ibarat zimat, sosok Kiai Ma’ruf harus ada. Ketua Dewan Syariah KSPPS BMT NU Jawa Timur itu, bagi Kiai Pandji, memenuhi harapan itu, memenuhi syarat bahwa ia harus ada.

“Zimat itu kan harus ada di mana-mana,” imbuhnya.

Karena itu, Kiai Pandji menilai Gapura sangat luar biasa. Sebab, selama ini Nahdlatul Ulama di kecamatan tersebut sudah punya zimat dengan keberadaan Kiai Ma’ruf.

“Atau paling tidak salah satu zimat yang kemudian bisa aktif dengan perbuatan, bukan hanya dengan kata-kata,” ungkapnya.

Yang sangat hebat dari sosok Kiai Ma’ruf, tegas Kiai Pandji, beliau masih istiqomah ngaji di usianya yang sudah sepuh tanpa peduli siapapun yang mengajar.

“Toh yang penting beliau ngaji. Walaupun hatta ka se anoman (kepada yang lebih muda, red),” sambung Ketua PCNU Sumenep itu.

Yang demikian, menurutnya sangat berat dilakukan, kecuali oleh jiwa yang matang. Bahkan, Ketua NU sepertinya pun belum tentu bisa seperti Kiai Ma’ruf.

“Beliau… teduh. Sehingga, kalau ada masalah ke beliau langsung hilang. Kelas-kelas kita ini kan kalau ada masalah justru dikasih bensin. Begitulah kira-kira,” pungkas Kiai Pandji.

Rafiqi, Mata Madura

KPU Bangkalan