Ekonomi

Stok Minyak Goreng Bersubdisi di Minimarket Kota Sumenep Kosong

×

Stok Minyak Goreng Bersubdisi di Minimarket Kota Sumenep Kosong

Sebarkan artikel ini
Stok Minyak Goreng Bersubdisi di Minimarket Kota Sumenep Kosong
Rak minyak goreng di salah satu minimarket di Kota Sumenep hanya berisi 1 merek minyak goreng non subsidi

matamaduranews.comSUMENEP-Sesuai dengan namanya, minyak goreng senantiasa hangat diperbincangkan. Info terkait minyak goreng bersubsidi (secara khusus) selalu memenuhi ruang-ruang pemberitaan di berbagai media sejak Januari 2022 lalu.

Naiknya harga minyak goreng yang disusul kurangnya stok di pasaran membuat masyarakat sedikit resah, utamanya emak-emak di dapur dan para pelaku usaha mikro. Kasus tersebut akhirnya memaksa Pemerintah memberi solusi dengan mengeluarkan peraturan satu harga minyak goreng bersubsidi Rp 14.000 per liter.

Guna memastikan seperti apa kenyataan mengenai ‘keberadaan’ minyak goreng bersudsidi, khususnya di Kabupaten Sumenep, Mata Madura mencoba melakukan investigasi ke sejumlah minimarket yang berkedudukan di seputar kota dan kecamatan, Jumat, 18 Februari 2022.

Dalam investigasi kali ini, Mata Madura hadir layaknya pembeli. Datang lalu menuju rak khusus minyak goreng dipajang di minimarket di Kota Sumenep yang menjadi objek investigasi. Setelah itu, membeli barang lain yang tujuannya sebagai pembuka dialog dengan petugas atau kasir.

Artinya, data yang dikantongi bukan hasil rekayasa atau didapat dari hasil wawancara resmi. Semua data diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan bincang-bincang layaknya pembeli dengan kasir.

Ada 8 minimarket yang didatangi Mata Madura sejak siang hingga sore hari. Sebanyak 6 minimarket di empat sudut wilayah Kota Sumenep, sedangkan 2 lainnya di Kecamatan Gapura.

Minimarket pertama yang didatangi Mata Madura beralamat di Jl. dr. Cipto Kolor Kota Sumenep. Tiba di lokasi itu sekira pukul 13.30 WIB, hanya ada dua karyawan di dalam toko.

Selanjutnya, Mata Madura langsung menuju rak tempat minyak goreng dipajang. Ternyata, di rak tersebut hanya ada satu merek minyak goreng, namun harga yang tertulis di rak lebih dari Rp 14.000 per liter.

Sembari membayar barang belanjaan yang dibeli di toko itu, Mata Madura menyempatkan bincang-bincang santai dan bertanya mengenai merek minyak goreng selain yang dipajang di rak. Jawaban kasir, minyak goreng Rp 14.000 per liter di minimarket tersebut kosong.

“Tidak ada, Mas, kosong, adanya hanya itu (minyak goreng harga Rp 30-an, red),” kata kasir sembari menyerahkan uang kembalian beserta struk pembayaran.

Usai transaksi tersebut, Mata Madura tidak langsung melanjutkan perjalanan. Maklum di luar hujan lebat mengguyur Kota Sumenep dan sekitarnya. Baru setelah hujan agak reda, perjalanan kembali dilanjutkan.

Kali ini, minimarket di Kota Sumenep yang didatangi berlokasi di Jl. Trunojoyo Gedungan. Seperti biasa, Mata Madura datang layaknya pembeli. Tiba di tempat itu langsung mencari rak minyak goreng dipajang. Hasilnya sama, hanya ada satu merek minyak goreng seperti di toko modern yang didatangi sebelumnya.

“Kalau harga minyak goreng bersubsidi tetap Rp 14.000, cuma barangnya nggak ada, Mas,” jawab seorang perempuan yang tak lain adalah karyawan di toko tersebut.

Setelah itu, pencarian informasi mengenai minyak goreng Rp 14.000 per liter dilanjutkan ke salah satu swalayan yang posisinya berada di Jl. Trunojoyo Kota Sumenep.

Tanpa basa-basi, Mata Madura langsung bertanya minyak goreng bersubsidi kepada pelayan. “Abit la kosong, Mas (di sini sudah lama kosong, Mas, red),” jawab salah seorang kasir.

Setelah dicek di deretan rak sembako, benar adanya. Tak satupun minyak goreng kemasan Rp 14.000 per liter bersubsidi terpampang di rak minimarket tersebut.

Sembari menikmati jalanan Kota Sumenep yang baru saja diguyur hujan, selanjutnya Mata Madura mengunjungi minimarket yang berlokasi di Jl. KH Zainal Arifin Bangselok.

Mata Madura, langsung mengambil sebungkus snack di minimarket tersebut. Kemudian segera melakukan transaksi pembayaran ke meja kasir di dekat pintu.

Sambil lalu menunggu kepastian besaran jumlah harga yang akan dibayar, Mata Madura mencoba bertanya soal minyak goreng Rp 14.000 per liter. Jawab kasir sama, kosong. Hanya saja, karyawati di minimarket tersebut menjelaskan lebih detail dari jawaban yang diperoleh di toko modern sebelumnya.

“Untuk minyak goreng harga Rp 14.000 kebetulan kosong, dua karton sudah habis, masih nunggu kiriman,” terang perempuan bertubuh mungil itu sambil menyerahkan struk pembayaran berikut uang kembalian.

Berikutnya, kendaraan diarahkan ke Jl. Jenderal Sudirman Kepanjin. Kali ini Mata Madura mengunjungi salah satu minimarket yang lokasinya tepat di tengah perkotaan.

Di toko modern yang terletak di sebelah barat Rumah Makan 17 itu, Mata Madura melihat minyak goreng kemasan 1 liter dipajang di rak tak jauh dari meja kasir. Kebetulan harganya bertuliskan Rp 14.000.

Melihat minyak goreng dengan harga segitu, Mata Madura pura-pura mau memborong. Ternyata, sang kasir melarang. Katanya satu orang cukup satu liter.

“Satu orang cukup 1 liter, Mas, supaya merata dan kebagian semua orang yang mau beli,” ujar kasir perempuan itu dengan nada bijak.

Tidak lama di minimarket tersebut, Mata Madura malanjutkan perjalanan ke arah timur. Kemudian berhenti di Jl. KH Mansyur Pabian Kota Sumenep.

Di lokasi tersebut juga berdiri sebuh toko modern. Hasilnya sama. Setelah masuk ke dalam minimarket, Mata Madura langsung menuju deretan rak tempat kebutuhan dapur dipajang. Di situ ada juga minyak goreng, tetapi lagi-lagi bukan dari golongan minyak goreng Rp 14.000 per liter.

“Kosong, Mas, cuma itu adanya kalau minyak goreng, harganya 30-an,” jawab kasir berhijab warna hitam itu setelah Mata Madura bertanya soal minyak goreng bersubsidi.

Selain keenam minimarket di Kota Sumenep, Mata Madura juga mengunjungi salah satu toko modern yang ada di Kecamatan Gapura. Di minimarket tersebut, minyak goreng harga Rp 14.000 tersedia. Akan tetapi aturan mainnya sama seperti di toko modern yang terletak di Jl. Jenderal Sudirman Kepanjin.

“Satu orang hanya boleh membeli 1 liter saja, Mas,” jawab kasir cantik di minimarket tersebut.

Temuan Mata Madura di minimarket wilayah Gapura pertama berbeda dengan yang kedua. Di toko modern selanjutnya, minyak goreng bersubsidi kosong. Yang ada hanya satu merek di atas Rp 14.000 per liter.

Mendapati kenyataan tersebut, Mata Madura mencoba menghubungi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan (Diskop UMKM dan Perindag) Kabupaten Sumenep.

Kepala Diskop UMKM dan Perindag Sumenep Chainur Rasyid melalui Kepala Bidang Perdagangan Noer Lisal Anbiyah mengaku sudah melakukan upaya untuk memastikan stok minyak goreng harga Rp 14.000 aman.

“Seminggu yang lalu kita Tim Pengendali Inflasi Daerah sudah melakukan survei dan monitoring ke beberapa titik,” jawab Kabid Lisal saat dikonfirmasi Mata Madura via telepon.

Selain itu, pihaknya mengaku juga telah melakukan koordinasi dengan para pelaku usaha. Hal tersebut dilakukan Diskop UMKM dan Perindag supaya kebutuhan minyak goreng di Sumenep tetap terpenuhi.

“Yang perlu disadari bersama bahwa masalah kelangkaan stok minyak goreng tidak hanya di Sumenep,” ujar Lisal.

Namun demikian, Kabid Perdagangan itu mengungkapkan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan atau temuan dari masyarakat yang tidak kebagian membeli minyak goreng. “Walaupun tidak semudah seperti hari-hari sebelumnya,” aku Lisal.

Terakhir, dia berharap agar situasi ini tidak dimanfaatkan pelaku usaha untuk mengeruk penghasilan yang sebanyak-banyaknya, seperti menimbun. “Kalau ada temuan seperti itu (menimbun minyak goreng, red), laporkan,” tegas Lisal. (*)

KPU Bangkalan