matamaduranew.com-BANGKALAN-Perhatian publik Bangkalan dan Madura sempat tersedot setelah jajaran Polres Bangkalan berhasil meringkus komplotan begal sadis yang kerap meresahkan di kawasan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Bangkalan, Madura.
Kawasan Telang, Kamal, Bangkalan atau sekitar kampus UTM sudah tak terhitung yang jadi korban begal. Sehingga, publik menyimpulkan wilayah kawasan kampus UTM yang megah itu terkategori rawan keamanan. Bahkan tergolong tindak keamanan yang paling sadis di wilayah Bangkalan.
Beruntung, stigma negatif itu kini sudah terkuak. Alur cerita berawal dari gembong begal. Penadah begal itu bernama Mat Sihon, pada hari Senin dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, (15/7/2019) yang ketangkap polisi di Kecamatan Labang, Bangkalan. Dari interogasi polisi, Mat Sihon ternyata bekerja sebagai satpam di UTM.
Dari keterangan Mat Sihon, pelaku begal lainnya, seperti Heru Irawan bin Mustar (27) sebagai eksekutor, Sukdi, dan Dofir juga diringkus polisi.
Mat Sihon mengaku motor tersebut didapat dari Heru Irawan, sebagai eksekutor. Heru kepada polisi menyebut dua orang lain sebagai penadah. Dua orang yang disebut terakhir kini masih buron.
Dari penangkapan Mat Sihon, polisi mengamankan sejumlah barang bukti. Delapan unit sepeda motor, 11 STNK, 6 handphone, dan sejumlah senjata tajam milik pelaku.
Catatan Kriminal di Sekitar UTM
Jalan ke arah timur kampus UTM, terkategori kawasan “neraka†bagi mahasiswa. Suasana jalan sepi dan jarang pemukiman warga menjadi anugerah bagi para begal.
Dari investigasi Mata Madura, diketahui, komplotan begal yang sering beraksi di jalan arah timur kampus UTM tergolong orang sekitar kampus sendiri. Rata-rata pelaku masih berumur belia. Pelaku begal tak segan-segan bertindak sadis melukai korbannya. Anehnya, meski korban terkapar minta tolong. Orang yang ngerti bersikap cuek.
Banyak faktor yang menyebabkan kawasan itu menjadi sarang begal. Pertama, faktor tingkat pendidikan yang rendah. Sehingga tak sedikit pemuda setempat terjun ke dunia begal. Keberadaan UTM masih belum mampu mendongkrak tingkat pendidikan masyarakat sekitar kampus. Kedua, faktor ekonomi.
Sebelum 2017, tak terhitung korban begal di sekitar kampus UTM. Korban itu ada yang melapor ke Polres Bangkalan. Ada juga korban yang tak tercium aparat. Hanya ramai di dunia medsos.
Sejak 2017, tindak pidana kriminal kerap terjadi di sekitar kampus UTM. Kasus yang menonjol adalah pembegalan pada mahasiswa UTM.
Rabu (10/5/2017) mahasiswi UTM menjadi korban pembegalan. Sepeda Motor dan barang berharga lainnya raib dibawa begal. Kejadian ini memantik Ketua PAC GP Ansor Kamal, Samsul Arifin dengan menghimbau masyarakat agar hati-hati jika lewat jalan Timur kampus UTM.
Pelaku begal bereaksi di siang hari pada jam 11.02 kira-kira 1 kilo Meter dari Kampus UTM. Korbannya adalah Mahasiswa PBSI UTM asal Surabaya. Sepeda Motor Honda Xeon dan barang berharga lainnya raib dibawa kabur pelaku.
AKBP Anissrullah M Ridha yang saat itu menjabat Kapolres Bangkalan langsung merespon kejadian tersebut.
Belum hilang dari ingatan, enam bulan berikutnya, mahasiswa UTM kembali menjadi korban perampasan motor. Hal itu dialami oleh Ahmad Nur Adam Akba. Mahasiswa asal Kediri yang rencananya mau ke Surabaya. Di tengah jalan dia diancam oleh orang tak dikenal.
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Sabtu petang (18/11/17) sekitar pukul 17.00. WIB. Lokasinya di Desa Jukong. Jarak sekitar 2 KM dari kampus UTM ke arah timur. Mendekati pertigaan Suramadu.
Adam berkisah, kejadian sore menjelang sholat magrib. Sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi AG 2877 BR berwarna hitam. Adam berusaha menghindar. Ternyata Adam tak mampu melawan jumlah pelaku yang lebih banyak. Pelaku mengendarai dua sepeda motor dan mengepung dirinya.
Adam enggan melaporkan kejadian tersebut kepada aparat kepolisian. Dirinya menempuh jalur lain yang bisa cepat prosesnya.
2018, lagi-lagi mahasiswi UTM menjadi korban keganasan para begal. Informasi yang dihimpun, mahasiswi yang diketahui bernama Indri, Fakultas Pertanian, UTM di begal di jalan timurnya UTM, Minggu malam (15/4/2018).
Pada saat itu, korban yang mengendarai motor Beat hendak ke timur kampus UTM karena ada perlu. Namun tiba-tiba ada dua sepeda motor mengejar korban yang hanya seorang diri. Korban pun di dorong dari motornya oleh pelaku, sehingga korban terjatuh.
“Pelakunya tiga orang, ada yang membawa celurit, tidak ada yang luka dari korban. Hanya saja korban di ancam,†ungkap Moh Taufik salah satu warga setempat setelah mencari keterangan dari korban.
2019, aksi pembegalan kembali terjadi di Bangkalan, tepatnya di kawasan Desa Telang, Kecamatan Kamal, sebelah timur kampus UTM sekitar pukul 05.24, Selasa (25/6/2019).
Misnatih (20) korban begal, warga asal Desa Kajuanak, Galis, Bangkalan. Dia tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Ekonomi di UTM.
Berdasarkan informasi, pembegalan bermula saat korban hendak berangkat kuliah dari rumahnya melewati jalur timur kampusnya.
Sesampainya di timur kampus, tiba-tiba korban dibacok oleh orang tak dikenal dan sepeda motor serta barang-barang berharga milik korban diambil dan dibawa kabur pelaku.
Humas Polres Bangkalan Iptu Suyitno membenarkan kejadian pembegalan tersebut. Namun data lengkap belum masuk ke Polres.
“Benar, memang ada informasi adanya pembegalan di daerah UTM. Tapi sampai saat ini masih belum ada data masuk terkait hal ituâ€, katanya saat dikonfirmasi, Selasa (25/6/2019).
Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka di bagian kepala (dahi kanan atas) dan telapak tangan. Korban dirawat di rumah sakit Bangkalan.
Oknum Keamanan UTM
Mat Sihon yang ditangkap polisi jadi penadah motor hasil begal yang sering beraksi di kawasan kampus UTM. Mat Sihon awarga asal Desa Labeng, Kecamatan Labeng, Bangkalan. Dia salah satu satpam di UTM.
“Kompoltan Mat Sihon, bagi tugas. Ada sebagai pemetik, pengambil, pelaku dan penadah. Mohon maaf, ini harus kami ungkapkan. Salah satu penadah dari komplotan begal ini adalah satpam UTM,†ungkap Kabid Humas Polda Jatim, Kombes. Pol Franz Barung Mangera kepada awak media saat konferensi pers, Selasa (16/7/2019).
Dari rumah Mat Sihon ini, petugas berhasil menemukan belasan STNK, 6 unit sepeda motor dan beberapa plat nomor kendaraan.
Sebelum Mat Sihon diketahui sebagai penadah begal, Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Abdul Azis Jakfar juga menyebut salah satu anggota keamanan UTM yang terlibat dalam tindak pidana kriminal di dalam kampus UTM. Oknum tersebut merupakan tenaga keamanan dari PT Marina Sri Harta. Sebuah jasa keamanan yang mendapat kontrak dari UTM.
Rahmadi Al Dewo ketahuan mencuri AC di UTM. Pelaku ditangkap, hari selasa tanggal 17 Juli 2018 sekitar pukul 11.00 Wib. Sebelum ditangkap di hari yang sama sekitar pukul 9.00 Wib pelaku ketahuan melakukan tindak pidana pencurian berupa 2 (dua) unit blower AC di gedung Pertanian kampus UTM.
Tersangka melakukan dengan cara memotong kabel dan kawat penghubung AC dengan menggunakan tang dan kunci pas ukuran 12.
Aksinya diketahui oleh salah satu satpam UTM saat pelaku menurunkan blower AC yang dicuri. Pelaku sempat ditegur anggota satpam lain sebelum dilaporkan ke polisi.
Rektor UTM Moh Syarif terkejut ada keterlibatan oknum UTM dalam aksi begal yang merasahkan masyarakat dan mahasiswa UTM. Moh. Syarif berjanji akan memecat oknum Satpam yang menjadi penadah komplotan begal tersebut.
Satpam yang terjerat komplotan begal itu sudah bekerja selama 5 tahun di UTM. Karena itu, Moh. Syarif meminta pelaksanan scurity kampus agar mengevaluasi menyeluruh di jajaran satpam UTM.
“Kita juga sudah meminta pelaksanan scurity untuk mengevaluasi semua. Karena ini bagian penting bagi internal kami. Ternyata ada salah satu dari internal kami yang bekerja sama dengan pelaku. Saya kira kami tegas karena ada SOP nya,†tegasnya.
Peringatan Keras ke PT Marina Sri Harta. Surat peringatan itu, tertulis tanggal 17 Juli 2019. Ada beberapa poin yang disampaikan pihak UTM.
Pertama, PT Marina Sri Harta harus segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar kejadian oknum keamanan terlibat tindak pidana tidak terjadi lagi.
Kedua, personel yang terlibat harus diberhentikan dari kesatuan security dan surat pemberhentian ditembuskan ke UTM.
Ketiga, kejadian tersebut, UTM memberikan “PERINGATAN KERAS†kepada PT Marina Sri Harta agar jangan sampai lalai dan melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai security kampus.
PT Marina Sri Harta dan Tender Keamanan Rp 5 Miliar
Setiap tahun UTM melelang jasa keamanan di UTM. Beberapa tahun terakhir, PT Marina Sri Harta selalu menjadi pemenang lelang keamanan di UTM.
Setiap tahun, peserta lelang hanya diikuti tiga perusahaan. “Bahkan pernah hanya ada 2 perusahaan yang ikut lelang. Dan yang memenuhi kualifikasi yang PT Marina Sri Harta,†kata Wakil Rektor II Bidang Administrasi dan Keuangan Abdul Azis Jakfar.
Tahun 2019, UTM menggelontorkan dana jasa keamanan sebesar Rp 5 Milliar lebih. PT Marina Sri Harta mendapat anggaran sebesar itu sebagai pemegang keamanan UTM.
Saat ini, ada 100 lebih petugas keamanan di UTM yang di drop dari PT Marina Sri Harta. Tiap petugas keamanan digaji sesuai UMK.
Sayangnya sampai saat ini pihak dari PT Marina Sri Harta enggan berkomentar dihubungi media.
Diolah: Tim Mata Madura Biro Bangkalan