BeritaViral

Viral Tukang Bakso, Megawati Makan Bakso

×

Viral Tukang Bakso, Megawati Makan Bakso

Sebarkan artikel ini
Viral Tukang Bakso
Megawati makan bakso usai menutup Rakernas PDIP

Sontak komentar Mega ini disahut beramai-ramai oleh netizen. Viral dan trending topic berhari-hari menjadikan Megawati dan PDIP bertahan total dari serangan netizen. Pundit politik menganggap pernyataan Mega tidak sensitif dan kurang peka terhadap realitas sosial. Ketika rakyat menjerit karena kelangkaan minyak goreng akibat kesalahan kebijakan pemerintah, Mega malah menyalahkan rakyat yang sudah susah.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

PDIP kelabakan dan cepat melakukan ritual public relation dengan mengadakan tutorial memasak makanan berbagai resep tanpa menggunakan minyak goreng. Chef-chef terkenal diundang dan para elite politik dikumpulkan dan bersama-sama pamer cara masak tanpa menggunakan minyak goreng. Acara selesai, dan urusan dianggap selesai juga.

Penyelesaian yang dilakukan lebih banyak pencitraan ketimbang menyelesaikan persoalan yang substansial. Pernyataan Puan Maharani di Bali yang mengusulkan masyarakat berpuasa untuk mengurangi konsumsi minyak juga dianggap kurang peka dan cenderung makin membebani masyarakat yang sudah susah.

Hal ini dianggap seperti melakukan ‘’victimizing the victim’’ mengorbankan korban yang sudah menjadi korban. Rakyat sudah menderita akibat kesalahan kebijakan pemerintah, tapi solusinya masih dibebankan lagi kepada rakyat dengan cara mengurangi konsumsi migor dengan berpuasa maupun memasak tanpa migor.

Komitmen PDIP sebagai the ruling party terhadap wong cilik banyak dipertanyakan. Kebijakan pemerintah Jokowi–yang dalam beberapa hal dianggap tidak pro terhadap wong cilik–membawa dampak ‘’damaging’’ terhadap citra PDIP sebagai partai wong cilik. Undang-Undang Cipta Kerja, yang cenderung dipaksakan, menjadi salah satu simbol pembelaan terhadap pemodal ketimbang kepada buruh sebagai representasi wong cilik.

Otoritas dan legitimasi Megawati di PDIP sangat kuat dan nyaris mutlak. Hal itu terlihat dalam pelaksanaan rakernas selama dua hari. Mega benar-benar ingin menunjukkan bahwa dia berada dalam ‘’full control’’ terhadap PDIP. Mega menunjukkan kepada publik ‘’who’s the boss’’, dialah bos dan sang supremo yang sesungguhnya.

Mega memanggil Jokowi ke ruangannya sebelum pembukaan rakernas. Video yang beredar menunjukkan Puan Maharani mengevlog dan menunjukkan Jokowi duduk di kursi menghadap Megawati yang duduk di kursi kulit menghadapi sebuah Mega besar. Jokowi kelihatan seperti seseorang yang sedang menghadap atasan, atau seseorang yang sedang mengurus surat ke kelurahan.

Show of force oleh Mega juga dipamerkan pada penutupan rapat dengan menunjuk Ganjar Pranowo sebagai prmbaca hasil rekomendasi rakernas. Salah satu poin utama adalah bahwa keputusan calon presiden dan wakil presiden dari PDIP adalah hak preogratif mutlak sang ketua umum. Ganjar diperlakukan seperti anak SD yang suka membolos dan disetrap maju ke depan kelas.