
foto/ Samsul, Mata Madura Biro Jatim
MataMaduraNews.com-JATIM-Penderita penyakit kusta di Jatim masih menempati peringkat satu nasional.Dengan jumlah 4.897 penderita tahun 2016, mengalami kenaikan dibanding data 2015 yang berjumlah 3.946 penderita. Sehingga penderita kusta naik 951 orang.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Data ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Kohar dalam jumpa pers bersama sejumlah media di Kantor Dinkes Jatim, Jumat (27/1/2017). Menurut Kohar, angka prevalensi rate per 10.000 penduduk tahun 2016 mencapai 1,26. Itu berarti mengalami kenaikan dibandingkan 2015 sebesar 1,02. Namun penemuan penderita baru tahun 2016 berjumlah 3.520 kasus, mengalami penurunan dibandingkan 2015 yang berjumlah 4.013 kasus.
Dikatakan, Jatim menjadi peringkat satu nasional penderita kusta akibat dari jumlah penduduk yang banyak serta peran aktif lembaga kesehatan yang mencari penderita kusta di masyarakat. “Indonesia secara global peringkat ketiga di dunia setelah India dan Berasil. Kalau Jawa Timur peringkat satu nasional. Jatim menjadi penyumbang terbanyak karena penduduk paling banyak dan di sini aktif mencari (penderita). Saya tidak tahu ya, di Jatim kok paling banyak atau karena daerah lain tidak mencari, gitu ya?,â€ungkap sambil bertanya kepada sejumlah wartawan saat Konfrensi Pers dalam memperingati Hari Kusta Sedunia yang akan jatuh 29 Januari.

Kendati demikian, Kohar berupaya Jawa Timur menarget tahun 2019 prevalensinya sudah dibawah 1 per 10.000 penduduk. Dengan target itu, Kohar optimis bisa melakukan percepatan tahun 2017 sudah dibawah 1 per 10.000, setelah melihat tren data prevalensi lima tahun berlalu.
“Kami akan terus melakukan strategi demi tercapainya target. Dengan cara sosialisasi masyarakat sadar dan cepat mengetahui orang yang terkena kusta bisa diobati dan direhabilitasi. Saya berharap masyarakat tidak memberi stigma negatif terhadap penderita kusta. Sebab, penderita yang sudah diobati tidak akan menular lagi,” tambahnya.
Dari jumlah penderita kusta di Jatim, Sampang menempati peringkat satu, berjumlah 521 orang. Sumenep berjumlah 470 orang di posisi kedua.Pamekasan 421 orang di posisi kettiga. Sedangkan, Bangkalan berjumlah 367 orang, di posisi kelima setelah Jember 377 penderita. Kata Kohar, penyumbang penderita kusta tertinggi berasal dari Madura, Tapal Kuda dan daerah Pesisiran Utara.
Karena itu, Kohar menganjurkan kepada masyarakat agar berobat sejak dini apabila terkena gejala penyakit kusta. Gejala itu, katanya, ditandai dengan bercak putih mirip panu yang tidak terasa. Dengan gejala itu, sarannya, penderita segera periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
“Saya berharap kepada tokoh agama dan masyarakat hendaknya memberi sosialisasi kalau ada orang terkena bercak putih mirip panu yang tidak terasa. Secepatnya bawa periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mengetahui itu kusta atau bukan (kusta). Kalau itu kusta saya harap tokoh agama dan masyarakat memotivasi untuk berobat sampai tuntas dan sembuh,â€pungkasnya setelah selesai konfrensi pers.
Samsul, Mata Madura Biro Jatim