matamaduranews.com-SUMENEP-Paham radikal terus mengintai kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan, banyak kalangan menilai, penyebaran paham menyimpang dari ajaran Ahlussunnah Waljamaah sudah merambah ke sejumlah perguruan tinggi.
Situasi tersebut menyita perhatian banyak pihak. Salah satunya para guru atau pengelola lembaga pendidikan, utamanya yang afiliasinya kepada Nahdlatul Ulama (NU).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Sebab itu, A. Ruhan, Ketua Yayasan Aljailani Candi Dungkek, Sumenep ketika sambutan pada acara Haflatul Imtihan dan HUT ke 52 Madrasah Nasy’atul Muta’allimin, Kamis malam (27/06/2019), berpesan agar siswa-siswinya hati-hati dalam memilih perguruan tinggi.
Himbauan hati-hati dan teliti dalam memilih perguruan tinggi itu ditujukan kepada siswa-siswi kelas akhir pada jenjang Madrasah Aliyah (MA).
Dia mengungkapkan, bahwa saat ini perguruan tinggi menjadi target penyebaran paham-paham radikal yang sudah tidak sesuai dengan ajaran NU.
“Karena cara masuknya rasional dan lebih cepat diterima,” katanya, menyampaikan alasan pemilihan perguruan tinggi sebagai tempat penyebaran paham radikal.
Sebab demikian, A. Ruhan selaku pengelola madrasah, menghimbau agar setiap siswa yang sudah lulus MA, hendaknya konsultasi terlebih dahulu kepada para guru terkait pemilihan perguruan tinggi.
Lanjutnya, pentingnya konsultasi, selain untuk menghidar dari peeguruan tinggi yang sudah terkontaminasi paham radikal, juga dalam rangka memperjelas sanad keilmuan.
“Karena salah satu penyebab ilmu itu barokah, adalah sanat keilmuannya jelas,” paparnya.
Terakhir dia berpesan, agar santri dan alumni tetap berdiri kokoh dengan paham ke Aswajaannya.
“Tetap kokoh dengan paham NU,” tegasnya.
Rusydiyono, Mata Madura