matamaduranews.com-BANGKALAN-Belum ada sumber yang menyatakan, siapa guru spiritual Ra Lilur. Lazimnya, biografi para Sufi terdahulu, mayoritas diketahui asal guru spiritualnya.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Setidaknya, para Sufi mendapat bimbingan dari sang syech. Sehingga saat melakukan amaliah dan mujahadah hingga mencapai pengetahuan dan penyaksian tentang Allah SWT (makrifatullah) tak lepas dari bimbingan sang syech.
Seperti, Imam Al-Ghazali yang berguru ke penjahit sepatu, guru adiknya, Ahmad. Dan Ibnu Athaillah yang berguru kepada Syech al-Mursi.
Lalu siapa guru spiritual Ra Lilur? Wallahu ‘alam.
Kendati demikian, Ra Lilur menyimpan ajaran mahabbatullah. Sebagaimana dipraktikkan Sufi perempuan Rabiah Al-Adawiyah dan Jalaluddin ar-Rumi. Rabiah dan Rumi diketahui ajaran-ajaran sufistiknya lewat lantunan syair-syair cinta dan rindu kepada Allah SWT.
Rumi memperkenalkan konsep mahabbah melalui syair-syairnya dalam Matsnawi. Rabiah memperkenalkan mahabbah, dengan syair-syair cinta tanpa judul.
Mahabbatullah, sebuah ungkapan rasa cinta menggebu kepada sang khalik (Allah Swt) setelah melewati jenjang atau tingkatan yang sudah dilalui oleh seorang salik (penempuh jalan Ilahi).
Ra Lilur juga memperkenalkan konsep mahabbah lewat syair Cinta dan Rindu yang sudah popular di masyarakat Bangkalan dan seantero nusantara.
Namun, sampai sekarang tidak ada yang bersedia menafsiri makna isi syairnya. Tentang makna rahasia di balik bait-bait syair tanpa judul itu. Seolah tersimpan rapi makna rindu di setiap kata demi katanya:
Apakah salah dosaku
Kau pergi tinggalkan daku
Dulu cintamu padaku
Kini kau abaikan aku
Apakah salah dosaku
Kini kau tinggalkan daku
Dulu kasih mesra kita
Kala cintamu nan murni
Kini ku dalam merindu
Apakah salah dosaku
Kini kau tinggalkan aku
Beginilah akhir cinta
Cintamu palsu belaka
Ku terkapar dalam rindu..
Sebagai kaum ‘awam, kita hanya bisa menerka bahwa syair Ra Lilur merupakan ungkapan cinta dan kerinduan beliau kepada Sang Ilahi.
Ya… demi berharap Rahmat dan Keridlaan-Nya, selama ini beliau rela mencampakkan semua bentuk rayuan dan godaan dunia. Demi sang kekasih yang dirindu.
Hasin, Mata Bangkalan