Lain lubuk, lain ikannya. Begitupun lain camat, lain pula cara jitu Camat Batang-Batang dalam mensukseskan realisasi dana desa.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!MataMaduraNews.com, SUMENEP – Sangat wajar bila Anwar Syahroni Yusuf dua kali berturut-turut meraih prestasi camat terbaik di Kabupaten Sumenep. Penghargaan itu tetap tercermin dalam ide-ide briliannya secara berkelanjutan, terutama dalam mengawal tata kelola pemerintahan desa se-Kecamatan Batang-Batang lebih baik, termasuk perihal Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2016.
Sebagai Camat Batang-Batang, Syahroni kini membawahi 16 desa sekaligus bertanggung jawab menjadi pembina pelaksana dan verifikator atas banjir duit dari pemerintah pusat dan daerah itu. Dalam posisi ini, tentu saja pihaknya tak hanya sekedar mengawal terlaksananya kegiatan yang bersumber anggaran dari DD dan ADD hingga selesai semata. Namun lebih jauh, mantan camat Dungkek ini menciptakan iklim kompetisi bagi desa bawahannya sebagai motivasi realisasi dana desa agar lebih baik dari sekedar memenuhi standar prosedur yang ada.
Terbukti, usai detik-detik upacara HUT Kemerdekaan RI ke-71, Rabu, 17 Agustus lalu, Syahroni memberikan penghargaan kepada tiga desa terbaik atas prestasi mereka dalam lomba desa se-Kecamatan Batang-Batang disaksikan jajaran Forpimka, pejabat kecamatan, desa, dan ratusan peserta upacara. Menurut Syahroni, kompetisi itu digelar untuk menumbuhkan semangat dari setiap desa dalam memberikan pelayanan yang baik kepada setiap warganya.

“Kalau hanya realisasi dana desa, insya Allah dengan komitmen yang baik dari setiap camat pasti mampu mengawal pelaksanaan kegiatannya. Tetapi kami ingin merangsang ghirah mereka dalam membangun, memberdayakan dan melayani masyarakat di desa masing-masing agar tumbuh secara internal dari dalam jiwa,†katanya, kepada Mata Madura.
Hasil kompetisi ini pun sangat efektif. Selain seluruh perangkat desa terpantau aktif, balai Desa Nyabakan Barat, Kolpo dan Dapenda sebagai pemenang lomba nampak mewah, asri dan bersih siang malam. “Balai itu kan seperti rumah. Kalau rumahnya bersih dan asri, tentu penghuninya bakal nyaman dan siap melayani,†dalihnya.

Kiat Syahroni ini juga bukan tanpa alasan. Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan iklim kompetisi yang baik, camat tidak perlu lagi terlalu instruktif dalam mengawal banjir duit yang berjumlah Rp 3,7 miliar lebih untuk ADD dan Rp 6,2 miliar lebih untuk DD tahap pertama se-Kecamatan Batang-Batang yang sudah cair 60 persen dari pagu total. Pasalnya, selain tentu tetap dalam koridor pembinaan, monitoring dan evaluasi yang tak henti, para kades jadi nampak bersemangat dan berlomba-lomba sendiri demi mempersembahkan hasil DD dan ADD yang maksimal.
“Beberapa waktu lalu, saya baru monitoring pasca pembangunan pagar kantor Desa Tamidung dan proses pembangunan polindes,†terangnya, mencontohkan salah satu kegiatan pembangunan infrastruktur yang bersumber dari DD di Kecamatan Batang-Batang.
Soal peruntukan dana tersebut, pria berdarah campuran bugis – syarifah ini menyatakan tak perlu khawatir. Selain terpampang pada sebuah baner besar di kantor kecamatan, transparansi dana desa dari jenis kegiatan, lokasi, sumber dana, dan alokasi anggaran juga diwajibkan pihaknya terpasang jelas di masing-masing balai desa. “Jadi masyarakat tinggal lihat saja,†tandasnya. (rafiqi)