Keluhan pelayanan RSUD dr H Moh. Anwar Sumenep meliputi kebersihan yang kurang diperhatikan, keluarga pasien di UGD masih diribetkan dengan soal penebusan obat, dan sebagainya. Bagaimana kini?
MataMaduraNews.com, SUMENEP – Sejak Bupati Sumenep, KH A. Busyro Karim dilantik di periode kedua, ia langsung memasukkan optimalisasi pelayanan RSUD dr H Moh. Anwar di 9 program unggulan dalam tempo 99 hari. Langkah konkret Bupati Kiai ini, membentuk Tim Reformasi Pelayanan Rumah Sakit. Dengan harapan dalam tempo 100 hari masa kepemimpinan Busyro-Fauzi ada perubahan signifikan dari aspek manajerial, profesionalitas dan transparansi RSUD dr H Moh. Anwar.
Tim Reformasi Pelayanan RSUD bentukan Bupati terdiri dari Tim Konsultan Ahli dan Tim pengawas RSUD langsung tancap gas sejak tanggal 28-29 Maret 2016 yang menghasilkan sejumlah rekomendasi. (lebih detail roadmap reformasi layanan kesehatan RSUD, lihat tabel terlampir di Tabloid Mata Madura Edisi Perdana / 11 Mei 2016).
Sejak itu, RSUD dr H Moh. Anwar Sumenep mulai memberi perhatian terhadap peningkatan pelayanan kesehatan dan kanyamanan pasien. Perhatian rumah sakit milik Pemkab Sumenep ini, dilakukan setelah beberapa kali Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim ngantor di RSUD.
dr H Fitril Akbar selaku Direktur RSUD dr H Moh. Anwar mengatakan, reformasi dan optimalisasi pelayanan RSUD telah usai dilakukan sesuai hasil rekomendasi Tim Reformasi Pelayanan Rumah Sakit bentukan Bupati Kiai Busyro. “Pointer rekomendasi yang belum dilakukan menunggu tahapan berikutnya. Pastinya kami dari manajemen rumah sakit akan terus berbenah menuju kebaikan bersama,†terang Fitril, saat ditemui Mata Madura, di ruang kerjanya, akhir April lalu.
Ada banyak catatan dari Tim Reformasi RSUD yang terdiri dari konsultan rumah sakit dan tim pengawas RSUD yang sudah dilakukan. Salah satunya adalah pembinaan budaya kerja (penyamaan persepsi terkait dengan core value dan core believe rumah sakit), pelatihan perubahan mindset aparatur untuk pegawai RSUD termasuk administrasi, medis dan paramedis, pelaksanaan workshop Costumer Service Excellent, Handling Complain dan ESQ, serta pelatihan Costumer Service Excellent dan Handling Complain untuk pegawai RSUD termasuk administrasi, medis dan paramedis.
“Usulan untuk penambahan dokter spesialis dengan cara menjalin kerjasama dengan pihak ketiga masih diupayakan,†ujar dokter kelahiran Pamekasan ini.
Terkait keluhan kebersihan rumah sakit dan penebusan obat serta pengurusan administrasi khusus pasien pengobatan gratis yang dibiayai Pemkab (SPM), Fitril juga mengklaim sudah melakukan pembenahan. Dia menyebut program Clean Hospital. Sebuah program mingguan rumah sakit, pada setiap minggu dilakukan pembersihan di masing-masing ruangan dan setiap bulan dilakukan penilaian untuk menentukan ruangan terbersih dan terkotor. “Saya sudah buat SK Tim Rumah Sakit Bersih dan Sehat 2016. Dan mencanangkan jum’at bersih. Serta lomba kebersihan ruangan untuk menentukan ruangan terbaik dan ruangan terkotor,†imbuh Fitril.
Bagi pasien SPM, dua bulan lalu sudah tidak lagi bolak-balik ngurus adminitrasi ke Dinas Kesehatan. Di ruangan rumah sakit tersedia petugas gabungan dari Dinkes, Dispendukcapil dan Dinsos untuk menyelesaikan kelengkapan administrasi pasien SPM.
Fitril juga menyebut Call Center RSUD sebagai pemutus mata rantai pelayanan. Program layanan ini diklaim Fitril untuk memudahkan orang yang hendak berobat di RSUD dr H Moh. Anwar. Masyarakat bisa bertanya kepada petugas rumah sakit mengenai apa saja. Termasuk memesan kamar atau bertanya syarat-syarat bagi pasien yang akan menggunakan asuransi kesehatan seperti BPJS dan SPM.
“Satu bulan lalu, saya buat kebijakan obat on delivery. Resep ruangan untuk kebutuhan obat satu hari bisa diajukan ke instalasi farmasi kemudian ditindaklanjuti dengan mengantar ke ruangan pemesan,†urainya. (hamrasidi)
Media Center PUSPA RS & Dalam tempo dua bulan, PUSPA RSUD dr H Moh. Anwar Sumenep terbentuk. Apa dan bagaimana bisa terjadi? Siapa saja yang berperan? Selengkapnya baca di Tabloid Mata Madura Edisi Perdana / 11 Mei 2016!