Bukan Luput dari Perhatian, Kades Rombiya Timur Berdalih Kondisi Nenek Puna Sulit Dapat Bantuan

×

Bukan Luput dari Perhatian, Kades Rombiya Timur Berdalih Kondisi Nenek Puna Sulit Dapat Bantuan

Sebarkan artikel ini
Nenek Puna
Nenek Puna sedang berbincang dengan salah satu pengurus PWC IKA PMII Kecamatan Ganding yang menyerahkan bantuan sembako, di depan gubuknya, Sabtu (16/05/2020). (Foto for Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Pasca diberitakan sejumlah media, Sabtu (16/05/2020) kemarin karena dianggap luput dari perhatian Pemerintah, Nenek Puna tiba-tiba menjadi bahan perbincangan masyarakat sekitar.

Heboh soal nasib janda lansia yang tinggal di gubuk reyot di Dusun Kalampok, Desa Rombiya Timur, Kecamatan Ganding itu bahkan mendorong Kepala Desa (Kades) Rombiya Timur, Hayati, angkat bicara.

Menurut Kades, Nenek Puna tidak lantas sepenuhnya luput dari perhatian Pemerintah. Setidaknya, nenek tua renta yang hidup sebatang kara itu sebelumnya pernah mendapatkan sejumlah bantuan.

“Dia itu (Nenek Puna, red) bukan pas luput dari perhatian pemerintah. Sekitar akhir tahun 2014 lalu dia pernah mendapatkan bantuan rehab atau penyegaran rumah dari TNI,” kata Hayati lewat sambungan selulernya, Ahad (17/05/2020).

Selain itu, sebelumnya Nenek Puna juga pernah mendapat Bantuan Langsung Tunai (BLT). Karena kalau bicara administrasi kependudukan, Hayati menegaskan Nenek Puna punya semuanya.

“Kalau KTP dan KK-nya ada lengkap,” ungkap Hayati.

Memang Kades Rombiya Timur itu membenarkan jika selama ini Nenek Puna tidak mendapatkan Bantuan Sosial (Bansos) seperti Raskin yang kini menjadi program Sembako, PKH, termasuk BST Kemensos di tengah musibah Corona.

“Nenek Puna saat ini hanya masuk data bantuan BLT DD,” jelas Hayati.

Baca Juga: Nenek Puna Luput dari Perhatian Pemerintah, IKA PMII Ganding Turun Tangan

Sementara ditanya kenapa Nenek Puna tidak mendapatkan Bansos Sembako dan lainnya selama ini, karena menurut Kades, janda lansia itu hidup sendirian, tidak memiliki keluarga yang menjadi tanggungan.

“Dia tidak dapat bantuan itu (Sembako, PKH dan lainya, red), karena kalau bicara sensus kemiskinan, dia kan hidup sendirian. Jadi, kalau orang tinggal sendirian itu sulit untuk mendapatkan bantuan,” tegas Hayati.

Ia menjelaskan jika dalam satu KK ada 3 atau 5 orang, maka ada yang berperan sebagai kepala keluarga, yang bertanggung jawab mencari nafkah bagi anggota keluarga lainnya. Sehingga, KK miskin yang seperti ini mudah mendapatkan bantuan.

“Tapi kalau dalam KK itu cuma satu orang seperti Nenek Puna, itu dianggap mampu menafkahi dirinya sendiri,” pungkas Hayati.

Warga sekitar yang mengantar pengurus IKA PMII Ganding ke rumah Nenek Puna, Sabtu (16/05/2020) kemarin, membenarkan janda lansia yang hidup sebatang kara itu memang belum pernah mendapatkan Bansos seperti Sembako atau PKH.

Namun, ia tidak mengerti kenapa Nenek Puna bisa luput dari bantuan, mengingat kondisinya yang tidak mampu dan lanjut usia sangat layak mendapatkan perhatian dari Pemerintah.

“Kasihan selama ini Nenek Puna belum tersentuh bantuan sosial seperti Sembako atau PKH,” kata pria yang minta namanya dirahasiakan itu.

Rafiqi, Mata Madura

KPU Bangkalan