Budaya

Di Goa Ini, Pangeran Diponegoro Menyepi Selama di Sumenep

×

Di Goa Ini, Pangeran Diponegoro Menyepi Selama di Sumenep

Sebarkan artikel ini
Kolase potret makam Pangeran Diponegoro di Sumenep. (Foto/Koleksi Facebook Ahmad Mansur Suryanegara)

matamaduranews.com-SUMENEP-Raden Mas Ontowiryo alias Pangeran Diponegoro memiliki kisah tersendiri di kawasan Madura Timur.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Meski sejarah nasional menyebut makam sang pangeran berada di Ujung Pandang, tidak menggoyahkan keyakinan warga Sumenep bahwa makam sebenarnya berada di ujung timur nusa garam.

“Ya, biarkan saja versi itu hidup dan menjadi warisan kearifan lokal yang tak perlu didebat. Karena Yang Maha Tahu hanya satu. Dan siapapun yang masih hidup saat ini tidak mengalami masa peristiwa terkait,” kata salah satu pemerhati sejarah di Sumenep, RB Ja’far Shadiq, yang memiliki garis silsilah hingga Pangeran Diponegoro.

Menurut Ja’far, orang hanya cukup percaya saja atau tidak percaya an sich. Satu sama lain, kata salah satu personel Komunitas Ngopi Sejarah (Ngoser) ini hanya perlu saling menghormati.

“Mendebatnya bisa menguras energi, dan mungkin mempercepat datangnya mati. Santai sambil mikir, dan berpikir dengan santai,” imbuhnya.

Bicara percaya, Ja’far mengaku lebih percaya kuburan yang ada di belakang Asta Tinggi itu. Bukan tanpa alasan. Riwayat itu disebutnya datang dari keluarga keraton Sumenep sejak zaman doeloe.

“Yaitu keluarga yang menjadi akar keluarga saya dan para famili. Mempercayainya sebagai bentuk penghormatan pada leluhur. Mendustakannya bermakna menuduh mereka tidak jujur. Hal ini, maaf, tak dapat didebat,” tegasnya.

Kasengan

Makam Pangeran Diponegoro di Sumenep terletak di kawasan Asta Tinggi. Namun tidak seperti makam lainnya, makam putra tertua Sultan Hamengku Buwana III ini memang tersembunyi.

Sumenep memiliki riwayat panjang mengenai asal mula keberadaan makam. Meliputi alasan, dan cerita tentang proses panjang penelusuran lokasi.

Pasca ditangkap, Diponegoro beserta sebagian keluarganya oleh Sultan Abdurrahman ditempatkan di Kepanjin (sekarang kampung Bujanggan), sebelah utara keraton Sumenep.

Saat berada di Sumenep, Diponegoro diriwayatkan banyak melakukan laku tirakat dan sekaligus berkhalwat. Beliau juga sering menyepi di kuburan-kuburan keramat tokoh-tokoh besar Sumenep.

Nah, salah satu lokasi yang sering menjadi sasaran khalwat Pangeran Diponegoro, ialah sebuah tempat sunyi di sebelah barat pemakaman Raja-raja Sumenep alias Asta Tinggi.

Lokasi tersebut yang paling masyhur diceritakan. Meski bukan satu-satunya tempat pangeran asal keraton Jogjakarta itu dalam menjalani laku tapanya.

Lokasi tersebut bernama Kasengan. Saat ini menjadi nama desa. Kasengan berasal dari bahasa Madura, ka asengan (ke pengasingan). Makna lainnya tempat berkhalwat, beruzlah, dan tempat bertapa.

Gua Kalabangan

Di Kasengan itu, Diponegoro berkhalwat di sebuah goa.

Dalam catatan Kangjeng Zainalfattah, goa itu bernama Kalabangan.

“Tokoh yang dikenal pertama kali bertapa di goa itu ialah Pangeran Lor I, Adipati Sumenep setelah ayahnya, Tumenggung Kanduruan,” kata RB Nurul Hidayat, salah satu pemerhati sejarah di Sumenep.

Pangeran Lor I memerintah Sumenep antara tahun 1562-1567 M. Sementara ayahnya, Tumenggung Kanduruan memerintah pada 1559-1562 M. Kanduruan ialah salah satu putra dari Raden Fatah, Sultan Demak pertama.

Menurut RB Ruska, Kepala Asta Tinggi, lokasi goa Kalabangan tidak jauh dari makam Pangeran Diponegoro.

“Posisinya di sebelah utara makam Pangeran Diponegoro, di belakang kompleks utama Asta Tinggi,” katanya.

RM Farhan