Hukum dan Kriminal

Duta Pemuda Indonesia asal Sampang Ikut Bicara soal Tragedi Guru Budi

×

Duta Pemuda Indonesia asal Sampang Ikut Bicara soal Tragedi Guru Budi

Sebarkan artikel ini
Marisa (kiri) dan alm. Guru Budi saat di RSUD Dr. Soetomo, Surabaya. (Foto/Dok. Mata Madura)

MataMaduraNews.comSAMPANG-Duta Pemuda Indonesia asal Kabupaten Sampang, Madura, Marisa menyayangkan kelakuan siswa SMAN 1 Torjun, Sampang, MH yang menganiaya gurunya, Ahmad Budi Cahyono hingga berujung maut.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Tak terasa, kasus tersebut sudah menjadi duka lingkungan pendidikan se-Indonesia dengan cepat. Sehingga, Marisa pun mengecam kelakuan MH tidak mencerminkan sebagai pelajar yang terdidik.

”Tingkah pelaku tidak mencerminkan dia sebagai seorang pelajar sebagaimana dia sudah dididik oleh guru. Seharusnya dia mempunyai tata krama yang baik dan sopan,” tegasnya via WhatsApp kepada MataMaduraNews.com, Sabtu (03/02/2018) pagi.

Perempuan berusia 18 tahun itu, menyarankan agar para pelajar ingat terhadap jasa guru yang telah mendidik kita. Ia juga berpesan, lebih baik diam daripada berbuat brutal yang seperti terjadi pada Kamis (01/02/2018) kemarin.

”Semarah-marahnya kita kepada guru lebih baik diam. Mungkin cara guru itu salah sehingga membuat kita kesal, tapi ingat beliau adalah guru kita, orang yang telah membagi ilmunya untuk kita, beliau adalah pahlawan tanpa jasa,” tuturnya.

Sosok yang akrab disapa Risa tersebut mengaku pernah dimarahi guru saat duduk di bangku sekolah. Namun, dirinya sadar teguran guru untuk perubahan ke arah yang lebih baik.

Terkadang, ia menyadari teguran datang disebabkan kesalahan yang diperbuatnya.

”Saya pernah menjadi seorang murid, pernah juga dimarahi guru,  tapi saya sadar saya yang salah. Guru menegur saya agar tidak melakukan hal tersebut lagi,” beber Risa.

Delegasi Jambore Pemuda Indonesia (JPI) Jatim itu, sangat prihatin karena guru tersebut masih berstatus honorer. Lazimnya, gaji yang diterima tidak seberapa untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

”Terutama beliau hanya guru honorer yang kebanyakan kita tahu berapa sih gaji guru honorer. Mereka melakukan dengan sukarela, ingin menjadikan anak bangsa pintar, cerdas dan memiliki moral yang baik,” sesalnya.

Memang, dari informasi yang dihimpun MataMaduraNews.com, Guru Budi hanya bergaji Rp 600 per bulan. Nominal yang tentu selama ini sangat tidak cukup mengingat ia memilik istri yang kini ditinggalkan sedang hamil 5 bulan.

Syahid, Mata Madura