Jalan-Jalan ke Pulau Sapi; Jumlah Penduduk Kalah dengan Jumlah Sapi (2)

×

Jalan-Jalan ke Pulau Sapi; Jumlah Penduduk Kalah dengan Jumlah Sapi (2)

Sebarkan artikel ini
Bupati Busyro dan Sapi
Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim saat meninjau pagelaran Sapi Sonok, beberapa waktu lalu.

Selain populasi sapi yang menarik untuk dikunjungi. Banyak pemandangan menarik untuk sekedar refresing; menghilangkan penat.

matamaduranews.com-Ketika air laut sedang surut. Banyak terumbu karang yang terihat dari air laut yang benin.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Untuk mendekati, bisa naik perahu kecil sambil  snorkeling atau bermain dengan tarian-tarian ikan yang keluar masuk karang.

Di dermaga Tarebung, pelabuhan akses Pulau Sapudi, bisa melihat mercusuar buatan Belanda yang menjulag tinggi. Mercusuar ini juga biasa menjadi objek berswafoto.

Selain itu, ada Somor Tasek. Di lokasi ini menarik karena ada sumur di bibir pantai, tapi sumber airnya malah tawar. Di sekitar itu, juga banyak objek wisata yang kerap dikunjungi para muda mudi.

Sepanjang jalan Pulau Sapudi saya juga disuguhkan tumpukan pohon Mangrove. Sayang, keberadaan pohon bakau ini tak pernah disentuh untuk objek wisata.

Kembali ke jumlah sapi. Dinas Peternakan, pada tahun 2015 pernah menyebut jumlah sapi potong di Pulau Sapudi mencapai 363.385 ekor per tahun.

Lain dengan jumlah ekor sapi yang dikirim keluar Pulau Sapudi. Ahmadi hanya menyebut perkiraan angka 500 ekor sapi per minggu yang dikirim ke Kalimantan, Sumenep dan Situbondo, Jawa.

Jika benar angka 500 ekor sapi per minggu keluar, berarti dalam sebulan mencapai 2 ribu ekor sapi. Dalam setahun mencapai 24 ribu ekor sapi.

Sementara, waktu reproduksi sapi mencapai sembilan bulan. Artinya, indukan sapi betina di Pulau Sapudi bisa mencapai dua atau tiga kali lipatnya.

Sayang di Pulau Sapudi tak ada bibit sapi sonok. Yaitu, Sapi Betina yang memiliki kecantikan rupawan. Karena kecantikannya biasa dikonteskan dalam sepasang. Dua sapi itu diapit pangonong. Kelebihan sapi sonok ini terampil mengikuti instruksi pawang.

Selain jumlah sapi potong yang tergolong melimpah, di Pulau Sapudi juga dikenal dengan pusat bibit sapi kerap. Semua Sapi Kerap yang menjurai di Madura berasal dari Pulau Sapudi.

Menarik, kan?

Kerapan Sapi menjadi salah satu tradisi orang Madura yang bernilai ekonomis. Tradisi ini berlangsung lama. Hanya belum ada dokumen sejarah yang menjelaskan, sejak kapan tradisi Kerapan Sapi berlangsung.

Tradisi Kerapan Sapi menjadi agenda resmi tahunan. Berbagai jenjang digelar. Mulai tingkat eks kawedanan, kabupaten hingga antar kabupaten di Madura.

Pagelaran juara antar kabupaten ini memperebutkan Piala Presiden. Tiap kabupaten mengirim enam pasang sapi kerapan yang lolos juara saat di tingkat kabupaten. Tiga juara dari golongan menang. Tiga juara dari golongan kalah.

Menariknya, semua Sapi Kerap yang meraih juara ini berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep.

Bagi pecinta Sapi Kerap, Pulau Sapudi memang diakui sebagai asal bibit unggul. Pulau Sapudi bukan hanya kumpulan populasi Sapi. Bibit unggul Sapi Kerap juga lahir di sana.

Namun, tidak semua desa di Pulau Sapudi bisa melahirkan bibit Sapi Kerap. Sebab, jenis Sapi Kerap memiliki ciri khusus. Jenisnya tentu berbeda dengan sapi pada umumnya. Ada bentuk khusus.

bersambung……

Cyaiful Puja, Mata Madura

KPU Bangkalan