Fajar Priokusumo
Setinggi apapun pendidikan atau lisensi wasit, kalau sudah tiup peluit merugikan Persebaya, kami semua kompak bergemuruh. “Wasit goblok….wasit goblok….wasit goblok” Disusul celotehan “Wooiii….wasit goblok, ganti bakul lompia ae”. Pedagang lompia noleh. “Lha daganganku yoopo…?” Geerrr…..bakul lompia menyelamatkan wasit.
Forsandy Kurniawan David
PSSI itu organisasi aneh, selalu berlindung pada statuta FIFA, padahal dia sendiri tidak berusaha mematuhinya. jadi ingat jaman pak SBY mentrinya Roy Suryo, aneh aneh kejadian waktu itu, saking anehnya pemerintah vs PSSI eyel-eyelan masalah terjemahan dalam bahasa inggris mencari arti dan maknanya, sampai melibatkan ahli bahasa sungguh aneh.PSSI selalu meneriakkan “Jangan campuri PSSI, pemerintah tidak boleh ikut campur , itu statuta FIFA”. Untung nya Roy suryo nekad budal nang Swiss. di Swiss ditanyalah dia sama FIFA kok baru sekarang konsultasinya? dijawab : lho katanya federasi PSSI, pemerintah tidak boleh campur tangan saya kesini pun modal nekat tolong jangan di sanksi indonesia. Jawab Fifa: Justru selama ini kami nunggu pemerintah indonesia bisa hadir di sini tanpa itu kami tidak bisa membantu PSSI. nah ruwet o, aneh to.
thamrindahlan
Suara tekukur membuat bangga / Burung berasal hutan bianglala Rasa syukur tiada terhingga / FIFA mengawal perbaikan tatakelola /
Jimmy Marta
Hebat memang bgmn pak Jokowi bisa meyakinkan FIFA, hingga kita lepas dari ancaman sangsi. Ajaib. Padahal sebagian besar masarakat yakin sepakbola kita pasti dp sangsi. Apresiasi untuk beliau. Sekarang tinggal benahi PSSI dengan kompetisinya. Selesaikan dg adil kasus kanjuruhan. Jangan dibuat berbelit. Versi Kontras menyebut jelas penyebab utama 131 orang kehilangan nyawa itu pihak keamanan dg gas airmatanya. Kapolda menyebut karena penonton anarkis. Pun banyak versi lainnya. Kita tunggu hasil TGIPF.