Karomah Ra Lilur; Bisa Pecah Raga di Tempat Berbeda Pada Waktu Yang Sama

×

Karomah Ra Lilur; Bisa Pecah Raga di Tempat Berbeda Pada Waktu Yang Sama

Sebarkan artikel ini
Ra Lilur Sufi Madura
Ra Lilur Sufi Madura

matamaduranews.com-BANGKALAN-Tak terasa sudah 2 tahun lebih, Ra Lilur wafat. Cicit KH Syaichona Kholil (Mbah Kholil) Bangkalan ini, menghadap Ilahi Rabbi pada usia 80 tahun, di hari Selasa malam (10/4/2018) sekitar pukul 22.00 WIB.

Kehidupan Ra Lilur tidak seperti kebanyakan kiai lainnya. Keseharian Ra Lilur memilih hidup terasing dari hingar bingar dunia.

Beliau lebih sering mengenakan kaos dalam putih dan celana pendek hitam dengan mengenakan kopiah. Meskipun dalam keadaan menerima tamu.

Ra Lilur diyakini masyarakat menuju proses menjadi wali atau waliyullah jadab majedub (suatu tahapan untuk mencapai tingkat karamah (keistimewaan) yang biasanya disebut wali).

Dengan sikap yang di luar nalar sehat, orang awam menganggap sesuatu yang aneh. Karena tak lazim bagi perilaku kebanyakan manusia normal.

Salah satu karomah Ra Lilur adalah bisa “membelah diri” alias ‘pecah raga’ di satu waktu yang sama pada tempat yang berbeda.

Kisah karomah Ra Lilur disampaikan oleh H Husni Madani, ajudan Ra Lilur. Berikut kisahnya:

Suatu ketika, H Husni Madani, menggelar resepsi pernikahan salah satu putrinya, di Desa Banjar, Kecamatan Galis, Bangkalan, Madura.

Ra Lilur bertindak penerima tamu sekaligus pengundang untuk 300 kiai se Madura di acara resepsi pernikahan itu.

Secara tiba-tiba, para undangan tercengang. Ra Lilur tampil di atas panggung bermain drama.

Layaknya seorang bintang tivi, Ra Lilur terus berakting di hadapan ratusan kiai. Karuan saja para undangan terperangah melihat kepiawaian akting Ra Lilur.

Pada keesokan harinya, datang salah seorang kiai menemui H Husni Madani. Si kiai memohon maaf ke Husni karena tidak bisa hadir pada acara undangan resepsi anaknya.

Si kiai itu mengaku tidak bisa hadir dikarenakan pada malam hari undangan resepsi, si kiai kedatangan tamu Ra Lilur di rumahnya.

Husni kaget. Pada malam yang sama, sebagaimana keterangan di atas, Ra Lilur disaksikan sendiri oleh Husni Madani dan 300 kiai lainnya, sedang pentas drama.

“Saya heran, pada malam itu Ra Lilur bersama saya, tapi ada seorang kiai yang mengatakan Ra Lilur sedang bertamu ke rumahnya,” terang Husni, seperti dikutip Harian Bangsa, Selasa (21/08/2001).

Kejadian serupa juga dialami salah satu kerabat Husni yang ada di Jakarta. Itu terjadi saat haul KH Amin Imron, paman Ra Lilur.

Saat itu, secara mengejutkan Ra Lilur datang ke haul.

Karuan saja tuan rumah keheranan. Melihat Ra Lilur datang secara tiba-tiba.

Ra Lilur langsung bertanya kepada sahibul hajat soal foto dirinya yang dipajang di dalam kamar.

“Mana foto saya yang dipajang di dalam kamar?” sergah Ra Lilur, seperti ditirukan Husni. Padahal sebelumnya, Ra Lilur tidak pernah datang ke tuan rumah.

“Pada hari saat haul di Jakarta itu, Ra Lilur sebetulnya ada di ndalem-nya, Desa Banjar Galis, Bangkalan,” cerita Husni.

Begitulah, karomah waliAllah.

redaksi

KPU Bangkalan