Menasihati Orang Lain Tanpa Menyakiti

×

Menasihati Orang Lain Tanpa Menyakiti

Sebarkan artikel ini
Menasihati Orang Lain Tanpa Menyakiti
ilustrasi
Menasihati Orang Lain Tanpa Menyakiti
Ferry Is Mirza
Wartawan Utama Pengurus PWI Jatim

matamaduranews.com-Sahabat… seiman rahimakumullah, menasihati orang lain adalah perbuatan terpuji, jika benar pelaksanaannya. Tidak dengan cara yang menyakitkan atau menjerumuskan ke jurang yang lebih dalam.

Layaknya Imam Nawawi menyebutkan dalam Syarah Shahih Muslim bahwa menasihati sesama muslim itu tidak dengan menyakiti, namun menolong mereka dengan perkataan, perbuatan, serta menghilangkan mereka dari bahaya dan memberikan manfaat.

Menasihati orang lain bukan berarti kita yang lebih baik dari orang tersebut, melainkan bukti kepedulian kita terhadap sesama muslim, yaitu menginginkan kebaikan selalu menyertainya. Dalam sebuah hadist disebutkan, yang artinya:

“Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata, “Tidaklah sempurna iman seseorang di antara kalian sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Dengan begitu, menasihati orang lain juga tentunya harus disertai dengan perkataan serta bersikap lemah lembut dan sabar.

Disebutkan dalam kitab “Risalah Mua’awanah” bahwa menasihati orang lain itu bisa dilakukan di tempat yang sepi, sehingga tidak terkesan membuatnya malu di depan banyak orang. Selanjutnya nasihatilah dengan kalimat yang lembut, namun mudah dipahami dan mengena di hati.

Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Al-Qur’an, yang artinya:

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha 44)

Selanjutnya, jika orang tersebut bertanya perihal siapa yang memberitahu padamu perihal perbuatan yang ia lakukan, maka seyogyanya tidak menjawabnya. Karena hal itu khawatir menimbulkan permusuhan di antaranya. Tidak cukup sampai disitu, jika nasihat mu diterima dengan baik oleh orang tersebut, maka cukup pujilah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan bersyukur pada-Nya. Namun jika tidak, maka kembalikan nasihat tersebut kepada diri kita sendiri. Bukan kecewa atau malah marah kepadanya. Karena sejatinya agama adalah nasihat.

Dari Abu Ruqoyyah Tamim bin Aus Ad Daari Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya:

“Agama adalah nasihat.” Kami bertanya, “Untuk siapa ?” Beliau menjawab, “Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi rasul-Nya, bagi pemimpin-pemimpin kaum muslimin serta bagi umat Islam umumnya.”

Semoga dengan niat baik itu Allah Subhana Wa Ta’ala senantiasa memberikan kelancaran dalam segala urusan kita… Keberkahan serta diluaskan rezeki kita… Dan Dijaga dari segala mara bahaya…

Semoga kesehatan dan keberkahan tetap dilimpahkan kepada kita semua serta senantiasa menjadi hamba Allah yang selalu bersyukur dan memiliki hati yang terbaik, bersih dan ikhlas dalam berbuat Kebaikan serta Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerima taubat dan memberikan ampunan atas dosa-dosa kita…

Aamiin Yaa Robbal Aalamiin. (kempalan)

KPU Bangkalan