Oleh: Netizen*
matamaduranews.com-Kebetulan saya bekerja di perusahaan otomotif. Saya tahu sedikit tentang dunia otomotif. Baik roda dua, maupun roda empat. Saya bisa menjawab tuduhan ganti label mobil china menjadi mobil Esemka.
Masa orba, ada Inpres Nomor 2/1996; mewajibkan Kementrian Keuangan, Perindustrian & Perdagangan, Menteri Negara Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal agar secepatnya mewujudkan industri mobil nasional. Maka ditunjuk PT Timor Putra Nasional yang dimiliki Tommy sebagai pionir pembuatan Mobnas.
Tak ada nyinyirin pembuatan Mobnas kala itu. Neski projek besar itu menggunakan modal dari APBN.
Sebelum mobil Timor, ada mobil karya Pak Bj Habibie, diberi nama Maleo. Tapi tak disupport pemerintah.
Mobil Timor sebenarnya bukan hasil karya anak bangsa Indonesia. Tommy bekerja sama dengan Kia Motors, produsen mobil asal Korea Selatan untuk membuat mobil Timor. Pertama kali diluncurkan Tahun 1996.
Di tahun-tahun awal, mobil Timor dibuat completely build up (CBU) di Korea Selatan. Lalu diimpor secara utuh ke indonesia.
Mobil Esemka tidak menggunakan modal APBN. Memberdayakan perusahaan dalam negeri yang kompeten untuk membuat perakitan mobil. Hanya ada satu jenis parts yang asalnya dari luar. Sebagaimana seluruh motor dan mobil swasta di indonesia yang terikat oleh lisensi pemegang saham dan merk Internasional.
Mobil Esemka asli merek indonesia. Tapi bukan mobil Nasional. Perakitannya pun murni di Indonesia. Kalau mobil Timor, ngerakitnya di Korea. Tapi dijualnya di indonesia dan ditempeli merk Timor.
PT Timor Putra Nasional mendapatkan hak istimewa luar biasa berupa pembebasan pajak barang mewah sebesar 60 persen. Sehingga bisa menjual mobil Timor dengan harga setengah dari mobil swasta.
Mobil Esemka murni buatan anak SMK. Dan sang guru mendapat apresiasi Pak Walikota. Dan berhasil diproduksi oleh pabrik swasta. Permodalan mobil Esemka tak ada campur tangan APBN ataupun pihak asing. Produk mobil Esemka akan ikut bersaing dengan merk-merk mobil swasta lainnya secara sehat.
Tudingan bahwa mobil Esemka hanya ganti label dari mobil china, jelas itu fitnah. Secara, perakitannya di dalam negeri. Bodi dan mesinnya buatan dalam negeri. Dengan total local contain 80%. Awal yang sangat bagus buat kendaraan baru buatan anak bangsa Indonesia.
Kalau dibandingkan dengan produk mobnas Malaysia, Proton. Mesinnya dibuat di Eropa. Hanya perakitannya di Malaysia. Lalu diklaim sebagai mobil nasional. Pabriknya berbentuk BUMN sebelum akhirmya dibeli sahamnya oleh china sebesar 42%.
Lalu apakah orang Malaysia berani bilang mobil Proton cuma ganti label dari mobil Eropa? Atau mobil Proton itu bebau china karena saham 42% milik china? Rakyat Malaysia sangat bangga dengan mobil Proton.
Di negara-negara lain, ketika ada mobnas berdiri, rakyatnya begitu bangga. Mau mesinnya dari Eropa, Jepang, India, Afrika, China. Sebab mereka cinta tanah air. Mereka sangat bangga mampu membuat produk nasional yang akan mendongkrak negaranya menjadi negara maju. Bahkan mereka gak peduli kalau harus mengklaim budaya bangsa lain sebagai budayanya. Itulah sejatinya anak bangsa. Yang rela berkorban demi marwah negaranya.
Pak jokowi hanya mendukung ada mobil karya anak bangsa untuk diproduksi secara massal. Agar meningkatkan perekonomian bangsa dengan produk-produk lokal. Namun malah difitnah dengan berbagai isu juga hinaan yang tiada henti sejak 2012 lalu.
*Netizen bernama membela yang benar. Tulisan ini diposting di status facebooknya.