Analisa Penerapan Integrasi Electronic Health Records (EHR) dengan Pendekatan Software
Penggunaan EHR memudahkan perawat melakukan perbandingan data demografi pasien, membandingkan terjadinya luka tekan dengan lamanya dirawat, dan menggunakan data tersebut untuk intervensi pencegahan luka tekan (Cho et al., 2013).
Pendekatan dengan software untuk mencegah luka tekan menggunakan beberapa metode “key technologies†meliputi: sensor temperatur suhu tubuh, sensor tekanan, sensor kelembaban, electro-tactile sensor, dan infrared optical transmitters (Marchione, Araújo, & Araújo, 2015).
Pendekatan piranti lunak (software) informasi tentang pasien yang lebih khusus yaitu posisi tubuh pasien, peta intensitas dan tingkat temperatur, tekanan dan kelembaban untuk mendukung perawat dalam pencegahan luka tekan. Agar pendekatan untuk memantau faktor risiko, maka kontak dari pasien dengan peralatan pemantauan di instal pada kasur atau semacam rompi/baju pasien.
Oleh karena itu, dua hal harus diperhatikan adalah kenyamanan pasien dan kebersihan dari peralatan pemantauan. Kontak dengan peralatan pemantauan, mungkin mengurangi kenyamanan pasien dan menyiratkan bahwa peralatan harus dibersihkan dengan benar atau diganti ketika pasien sedang di observasi (Marchione et al., 2015; Nuru, Zewdu, Amsalu, & Mehretie, 2015).
Analisa Penerapan EHR Ditinjau dari Pendekatan Keilmuan:
1. Nursing Science
Penerapan EHR dengan software pencegahan luka tekan pada tujuan akhirnya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Prinsip tindakan pencegahan menjadi isu krusial karena terjadinya luka tekanakan menurunkan kualitas hidup pasien, meningkatkan biaya perawatan dan resiko kesakitan bahkan kematian.
Sehingga penerapan EHR teringrasi software merupakan implementasi pengembangan unsur caring dalam keperawatan (Cho et al., 2013; Li & Korniewicz, 2013).
Sikap positif dan bersemangat untuk belajar guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan ditunjukkan dengan kemauan belajar dan menemukan hal baru setiap hari yang memberikan kepuasan perawat (Kipturgo, Kivuti-Bitok, Karani, & Muiva, 2014).

2. Kode Etik
Perawat bertanggungjawab terhadap kualitas asuhan layanan yang diberikan kepada pasien dengan patient centered concept. Perawat melakukan asuhan dengan monitoring dan input data pada setiap shift.
Perawat menggunakan tehnologi untuk menghemat waktu pendokumentasian, mudahkan menganalisa data, mendeteksi dini kejadian luka tekan, dan mengurangi potensi besarnya biaya karena perawatan luka tekan di rumah sakit (Cho et al., 2013; Wang et al., 2013).
3. Informatics Science
EHR pada dokumentasi elektronik keperawatan yang berdasarkan evidence based practice memiliki delapan fungsi antara lain: pendukung keputusan klinis, memberikan informasi dan data, manajemen hasil layanan, order entry, komunikasi elektronik dan konektivitas, dukungan ke pelayanan pasien, proses administrasi dan manajemen layanan kesehatan masyarakat (Li & Korniewicz, 2013; Rices James, 2016).
Analisa Penerapan EHR Ditinjau dari Kelebihan dan Kekurangannya:
– Kelebihan
EHR menyimpan data secara akurat dan untuk mengetahui kondisi pasien secara komprehensif. Mudah dilacak dibandingkan kertas catatan medis pasien dan memastikan data akurat dan mudah dibaca. Hal ini mengurangi risiko replikasi data dan mengurangi risiko kehilangan dokumen (Rices James, 2016).
Penelitian di USA sejak tahun 2010 menyebutkan penggunaan EHR sebagai koleksi data yang terintegrasi menjadikan dasar perkiraan kejadian angka luka tekan di rumah sakit pada pasien yang dirawat lebih dari 5 hari (Padula et al., 2015).
EHR menjadi bagian terintegrasi yang berkontribusi mengurangi potensi biaya tinggi akibat perawatan luka tekan dengan meningkatkan kualitas pelayanan melalui pendekatan clinical decision support (CDC) (Cho et al., 2013).
Penggunaan software memudahkan monitoring resiko terjadinya luka tekan dengan memberikan tiga tanda yaitu nyala lampu, suara dan teks pada layar. Dengan demikian manajemen resiko akan terdeteksi dini dan terbukti efektif.
Pasien akan merasakan kenyamanan dan kepuasaan (Marchione et al., 2015). Pencapaian tersebut sebagai indikator pencapaian mutu pelayanan keperawatan.
bersambung…
*Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Depok, 2016.