Berita UtamaBudaya

Pertahankan Tradisi Stretanan, Alumni Mahasiswa Bangkalan Mayoran

×

Pertahankan Tradisi Stretanan, Alumni Mahasiswa Bangkalan Mayoran

Sebarkan artikel ini
Pertahankan Tradisi Stretanan, Alumni Mahasiswa Bangkalan Mayoran
Anggota IAK saat makan bersama ala santri. (foto Mata Bangkalan)
Anggota IAK saat makan bersama ala santri. (foto Mata Bangkalan)
Anggota IAK saat makan bersama ala santri. (Foto Mata Bangkalan)

MataMaduraNews.com, BANGKALAN – Alumni Mahasiswa Bangkalan yang tergabung dalam Ikatan Alumni IKAMABA (Ikatan Mahasiswa Bangkalan) atau (IAK) tidak ingin kekuatan stretanan (persaudaraan) luntur akibat dinamika kehidupan yang serba pragmatis dan hedonis. Karena itu, setiap tiga bulan digelar pertemuan antar alumni dengan berpindah tempat acara.

Menariknya di setiap acara pertemuan, si tuan rumah wajib menyajikan menu makanan ala santri. Istilah populernya mayoran. Yang berarti makan bersama di atas daun pisang atau alas nasi sepanjang yang dibutuhkan. Di atas alas itu dikasih nasi, lauk, sayur dan sambal. Sehingga, para anggota IAK tampak guyub tanpa batas. Anggota IAK yang memiliki jabatan berpangkat dan rakyat biasa, berbaur makan bersama ala santri.

Seperti yang terlihat dalam pertemuan rutin IAK di rumah Mahfudz, anggota Komisi C DPRD Provinsi Jatim, di Perumahan  Istana Megah Cemerlang, Sabtu, (08/10) malam.Terlihat hadir, Fauzan Jakfar (Ketua KPU Bangkalan), Rokib (Pengawas PAIS Bangkalan), Misyan Baqi (Ketua KUA Tanjung Bumi), KH Bakir (Pengasuh Ponpes Manba’ul Hikam, Burneh),  Mahmudi ibnu Khatib (Aktivis Poros Pemuda Bangkalan), Nur Hakim (Ketua KaConK Mahfudz Institute), Moh. Imroni (Ketua IKAMABA) dan anggota IAK dan IKAMABA.

tampak guyub anggota IAK; duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi
Tampak guyub anggota IAK; duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. (Foto Mata Bangkalan) 
suasana mayoran di rumah Mahfudz
Suasana mayoran di rumah Mahfudz. (Foto Mata Bangkalan) 

Ketua IAK, Mujiburrahman merasa bersyukur atas kekompakan alumni IKAMABA bisa berkumpul akrab tanpa jarak satu sama lainnya. “IAK ingin mempertahankan tradisi stretanan (persaudaraan) antara anggota IAK. Kami akan terus melestarikan kesetaraan. Duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Tanpa ada perbedaan antara  yang sudah menjadi pejabat elit dan masih berstatus rakyat biasa,” ucap Mujib-panggilan akrab Mujiburrahman, kepada MataMaduraNews.com.

Mujib menerangkan, acara IAK digelar rutin tiga bulan sekali dengan cara keliling rumah tretan satu ke rumah tretan lainnya. “Kegiatan IAK selama ini hanya membangun kebersamaan. IAK memposisikan diri sebagai organisasi yang steril dari kepentingan politik. Meskipun anggota IAK mayoritas politisi dan aktivis. Ada juga yang jadi guru, pengusaha dan pengasuh pesantren,” tambah Mujib. (aliman harish) 

KPU Bangkalan