PR IPNU-IPPNU Pragaan Daya Peringati Harlah NU Ke-94

×

PR IPNU-IPPNU Pragaan Daya Peringati Harlah NU Ke-94

Sebarkan artikel ini
Harlah NU 94
Kegiatan Peringatan Harlah NU ke-94 oleh PR IPNU-IPPNU Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Jumat (31/01/2020). (Foto for Mata Madura)

matamaduranews.comSUMENEP-Pimpinan Ranting (PR) IPNU-IPPNU Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Madura, Jawa Timur peringati Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) ke-94, Jumat (31/01/2020).

Kegiatan yang mengusung tema “Menjerat Spiritual Perjuangan Nahdlatul Ulama” tersebut menghadirkan K. Ach. Subairi Karim dari MWC NU Pragaan sebagai pemateri.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Peringatan Harlah NU 94 yang digelar PR IPNU-IPPNU Pragaan Daya ditempatkan di balai desa setempat dan diikuti oleh seluruh kader IPNU-IPPNU se-Kecamatan Pragaan.

Ketua IPNU Pragaan, Jalaluddin menegaskan, kader IPNU-IPPNU harus siap mengabdi, karena penerus dari NU adalah IPNU-IPPNU. Maka selayaknya momentum Harlah NU 94 dijadikan media refleksi perjuangan Ulama terdahulu.

“Kader IPNU IPPNU harus siap mengabdi, sebab kita adalah penerus NU,” kata Jalal, panggilan akrab Ketua IPNU Pragaan, ketika sambutan.

Sedangkan K. Subairi Karim menceritakan, persis 94 tahun yang lalu NU resmi didirikan, kehingga kurang 6 tahun menyongsong 1 abad NU. Konon katanya pada saat berusia 100 tahun akan ada sebuah keajaiban-keajaiban.

“Spritual NU tidak hanya bisa diukur lewat akal pikiran, tapi juga ada hal mistisnya. Sisi mistisnya adalah salah satu cerita mengutip Alm. Kiai Mujib Ridwan (Surabaya),” kata K. Subairi saat memberikan materi.

Dalam cerita tersebut dikatakan bahwa kembali ke Khittah 1926 merupakan salah satu keputusan Munas NU 1983 yang disetujui Baginda Nabi SAW.

“Meski memang sulit dicerna oleh akal, tapi inilah salah satu uniknya NU,” ujar K. Subairi.

Bukan hanya proses berdirinya yang mengandung kisah supra rasional. Dalam setiap tahap perkembangan NU juga selalu ada kisah-kisah spiritual yang menyertai.

“Salah satu khittah perjuangan leluhur itu adalah Khittah NU 1926,” pungkas K. Subairi.

Mahrus Ali, Kontributor Mata Madura

KPU Bangkalan