Puskesmas Ditutup Setelah 7 Nakes Reaktif Rapid Test. 3 Karyawati Positif Corona, Perusahaan Belum Ditutup

×

Puskesmas Ditutup Setelah 7 Nakes Reaktif Rapid Test. 3 Karyawati Positif Corona, Perusahaan Belum Ditutup

Sebarkan artikel ini
Puskesmas Ditutup Setelah 7 Nakes Reaktif Rapid Test. 3 Karyawati Positif Corona, Perusahaan Belum Ditutup
Bupati Sumenep KH A Busyro Karim didampingi Kepala Pabrik Riski Komari saat sidak di gudang produksi PT Tanjung Odi. Bupati Kia Busyro menegaskan, protokol kesehatan yang dijalankanPT Tanjung Odi masih ditemukan hal yang tidak sesuai dengan standart kesehatan yang ditetapkan pemerintah. (bahri)

matamaduranews.comSUMENEP-Publik bertanya, dari perusahaan apa 3 karyawati yang positif corona setelah positif hasil Swab?

Pertanyaan publik itu akhirnya dijawab oleh tetangga pasien Corona dari salah satu perusahaan Sumenep yang telah melakukan rapid test massal 3 Juni lalu.

Pasien Corona Nomor 21, 22 dan 23 adalah karyawan perempuan berumur 34, 31 dan 27 tahun asal Kecamatan Dasuk. Ketiganya merupakan karyawati PT Tanjung Odi Sumenep.

“Tetangga saya dinyatakan positif Covid-19. Itu bekerja di PT Tanjung Odi,” kata warga Dasuk Sumenep, Gazali, seperti dikutip Santrinews.com, Sabtu malam (20/6/2020).

Humas Satuan Tugas Covid-19 Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya dalam rilis tak menyebut nama perusahaan dari tiga karyawati yang terkonfirm corona. Dia juga tidak menyebut asal cluster dari penyebaran corona terhadap 5 pasien corona yang baru.

Kadis Kominfo Sumenep ini, hanya menyebut di antara 5 pasien corona yang baru berasal dari karyawan perusahaan yang dilakukan rapid test massal pada tanggal 3 Juni 2020.

“Jangan terburu-buru. Pasti nanti kita akan rilis. Ini kan, baru diumumkan. Ya, tentunya akan ada tindakan. Bagaimana jenis tindakannya akan dipertimbangkan oleh Tim Satgas Covid-19 seandainya penularan itu terjadi di satu perusahaan,” terangnya usai rilis kepada wartawan, Sabtu malam (20/6/2020).

Ferdiansyah tidak menyebut nama perusahaan karena belum ada kepastian mengenai asal muasal virus dan jumlah pasien positif tidak signifikan.

Sementara, seperti diketahui sejak Jumat (19/6/2020), Puskesmas Guluk-Guluk, Sumenep, Madura, ditutup sementara hingga 14 hari ke depan setelah 7 Tenaga Kesehatan (Nakes) Puskesmas Guluk-Guluk reaktif dari hasil rapid test.

Penutupan pusat pelayanan kesehatan masyarakat itu dilakukan sementara selama 14 hari.

“Awal minggu ini kita lakukan rapid tes untuk seluruh petugas Puskesmas Guluk-guluk, 7 diantaranya reaktif, kita ingin menyelamatkan para petugas, makanya kita lakukan sterilisasi,” terang Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan) Sumenep, Agus Mulyono, Jumat (19/6/2020).

Sebagai langkah antisipasi, lanjut Agus, seluruh petugas kesehatan dan tim medis diintruksikan work from home (bekerja dari rumah), demi memutus mata rantai sebaran Covid-19.

“Ini langkah antisipasi. Maka kami instruksikan untuk dilakukan sterilisasi, supaya dapat mencegah sedini mungkin,” imbuhnya.

Penutupan Puskesmas Guluk-Guluk diprotes oleh salah satu warga. Farid Gaki mempersoalkan kebijakan Dinas Kesehatan Sumenep yang menutup pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas.

“Kebijakan menutup puskesmas kurang tepat. Ini kan baru rapid test bukan hasil swab. Yang terkonfirm rappid test, ok diisolasi. Tapi jangan membuat masalah baru dengan menutup puskesmas. Ini bukan solusi jitu, saya berharap, puskesmas dibuka,” ucap Farid Gaki kepada Mata Madura.

Ibad, Mata Madura

KPU Bangkalan