Religi

Sejarah dan Tokoh Tasawuf Falsafi

×

Sejarah dan Tokoh Tasawuf Falsafi

Sebarkan artikel ini
Tasawuf Falsafi
Ilustrasi

matamaduranews.com-Sejarah awal keberadaan tasawuf falsafi tak bisa   lepas dari kehadiran pengetahuan tasawuf.

Sebagaimana ulasan sebelumnya, tiga ratus tahun sepeninggal Nabi Muhammad Saw, perilaku para salik (pengamal ajaran tasawuf) mulai diformalkan dalam bentuk pakaian dan organisasi tarekat. Kelompok ini dikenal sebagai tasawuf ‘amali.

Dalam perkembangannya, lahir  penganut tasawuf falsafi. Kelompok ini, mulai terlihat pada abad ke tiga Hijriyah. Penganut ini, mulai  menggabungkan pengetahuan tasawuf dan filsafat.

Tokoh kali pertama yang memperkenalkan konsep tasawuf falsafi adalah Dzun Nun al-Mishri.

Tokoh yang bernama lengkap Abu al Faidh Tsaubah bin Ibrahim al Mishri ini, dikenal sebagai pelopor mazhab ‘irfani. Sebuah pengetahuan yang bertumpu pada konsep makrifatullah, nur ala nur (cahaya di atas cahaya). Beliau menggabungkan pendekatan hati dan pendekatan rasionalitas.

Dzun Nun dinobatkan sebagai sosok yang meletakkan unsur filsafat ke dalam tasawuf, sehingga menuai kontroversial. Khalifah Abbasiyah, al-Mutawakil (847-861 M), pernah menjebloskan ke penjara akibat konsep makrifatullah. Dzun Nun wafat pada 856 M.

Wacana tasawuf falsafi terus berkembang. Abu Yazid al-Bustami (wafat 874 M) memperkenalkan    konsep ittihad (peleburan) yaitu, seorang sufi harus meleburkan diri sebelum bertemu Tuhannya.Sebelum mencapai Ittihad, si salik harus melalui fana dan baqa.

Setelah itu, muncul tokoh Abu Mansur  Al-Hallaj, yang dihukum mati karena menyatakan pendapatnya mengenai Hulul (penghancuran jiwa) dalam pribadi sufisme sebelum bertemu Tuhan. Beliau wafat  922 M.

Al-Ghazali (w.1111 M) juga dikenal sebagai sufi dan pemikir Islam setelah dia menulis berbagai karya sufisme dan filsafat.

Karya filsafat tasawuf al-Ghazali tingkat dewa adalah misykat al-anwar (relung cahaya). Karya ini yang menerangkan sebuah etape untuk mencapai nurullah. Sebuah tujuan akhir para salik (pejalan). Dan karya ini yang menginsipirasi lahirnya epistemologi Islam dan dirumuskan oleh Syech Suhrawardi (w.1191 M) melalui filsafat isyraqiyah.

Tasawuf falsafi kian berkembang ketika Islam berjaya di daratan Eropa. Ibnu Arabi dengan konsep Wahdatul Wujud (satu wujud). Sufi yang filsuf ini, menjelaskan kesatuan wujud antara khalik (pencipta) dan mahluk (yang dicipta).

Ibnu Arabi wafat 1240 M. Karya Fusus al-Hikam dan al-Futuhat al-Makiyyah sebagai karya terpenting Ibn ‘Arabi. Kedua karyanya menginspirasi para tokoh sufi, di Eropa  tanah Arab, Persia dan Asia. Tokoh-tokoh sufistik yang terpengaruh ajaran Ibn ‘Arabi adalah Jalaluddin ar-Rumi, al-‘Iraqi, al-Jami’, al-Jili, Shabastari, dan al-Qasyani.

Tidak hanya mempengaruhi pemikiran mistisisme Islam, Ibn ‘Arabi juga banyak menginspirasi Filsuf Kristen dan mistikus Eropa Abad Pertengahan, seperti tercerap dalam pemikiran perenial Raymond Lully dan novel Divine Comedy karya Dante Alighieri.

redaksi

KPU Bangkalan