matamaduranews.com–SUMENEP-Hari ini, Selasa (18/09/2018) puluhan pelaku usaha mikro di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur mendapat kucuran modal dari Dinas Koperasi dan Usaha Mikro setempat.
Bantuan modal usaha bagi UMKM tahun anggaran 2018 kali ini diserahkan langsung oleh Ketua TP PKK Kabupaten Sumenep Nurfitriana Busyro Karim, senilai 1 juta rupiah perorang, dan 80 juta rupiah bagi kelompok usaha. Kegiatan penyerahan tersebut bertempat di Hotel Utami setempat, Selasa siang (18/09).
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sumenep, Imam Trisnohadi dalam sambutannya menjelaskan bahwasanya kegiatan tersebut merupakan validasi data UMKM dan Penyerahan Bantuan Modal Tahap II.
“Dengan adanya validasi data UMKM dapat diketahui perkembangan keberadaan UMKM dalam rangka permbedayaan UMKM di Sumenep,†ucap Imam.
Program tersebut, sambung dia, dimaksudkan untuk mengentaskan kemiskinan disektor riil dan kesenjangan sosial di masyarakat.
“Diharapkan dengan bantuan tersebut UMKM penerima bisa lebih baik dan berkembang,†kata mantan Kadiskominfo tersebut.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Sumenep Nurfitriana Busyro Karim mengajak para pelaku usaha di Sumenep selalu optmis dan telaten dalam menjalankan usahanya. Tidak peduli jenis usaha yang dijalankan, yang terpenting halal untuk dijadikan sebagai sumber rezeki.
“Jangan malu dengan usaha yang kita jalani ya ibu-ibu,†kata Bunda Fitri dengan nada santun dan penuh keakraban.
Apalagi, sambung istri Bupati Sumenep itu, hari ini sudah mendapat suntikan modal dari Pemerintah Kabupaten Sumenep. Maka, usaha yang sudah dijalankan selama ini harus dikembangkan.
“Bantuan modal ini jangan dibuat belanja yang tidak mendukung usahanya,†pesan Bunda Fitri.
Pada kesempatan itu, usai sambutan dan menyerahkan bantuan secara simbolis, Bunda Fitri juga menyempatkan salaman dan berdialog kecil dengan para pedagang kecil. Dalam dialognya, Ketua Perempuan Bangsa Sumenep tersebut bertanya jenis usaha yang dijalani. Dari jawaban mereka, rata-rata berjualan rujak, soto, dan pentol, serta nasi, gorengan serta sebagian berjualan sayuran.
Sebelum akhirnya dialog selesai, tiba-tiba dari salah seorang penerima bantuan mejabat dan mencium tangan Bunda Fitri dengan penuh takdzim. Diketahui, dia adalah Muhni, warga Desa Jenangger, Kecamatan Batang-Batang yang kesehariannya mengaku berjualan Nasi Urap ke Pasar Candi, Kecamatan Dungkek.
“Sakalangkong atas bhantowan modal epon (terima kasih atas bantuan modalnya, red),†kata Muhni dengan Bahasa Madura.
Rusydiyono, Mata Madura