matamaduranews.com-SADAR kah kita. Untuk apa kita berpuasa selama sebulan di bulan Ramadhan?
Kalau bertanya kepada para komentator. Tentu banyak jawabannya. Apalagi bertanya ke mesin komputer (AI) sambil minta rujukan para ulama terdahulu. Dijamin meluber, jawabannya.
Lewat tulisan ini, secara singkat ingin menyampaikan bahwa Allah SWT lewat Al-Quran berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS. Al-Baqarah: 183)
Jika merujuk ayat di atas. Kenapa Allah menyebut orang-orang yang beriman memiliki kewajiban berpuasa?
Itulah substansi dari pijakan orang orang berpuasa di bulan Ramadhan.
Berislam belum tentu beriman. Jika beriman pasti sudah Berislam.
Orang dinyatakan ber-Islam ketika sudah melafalkan dua kalimat syahadat.
Sedangkan orang yang beriman itu, melewati dari apa yang dlafalkan. Jelasnya, orang beriman itu meyakini dari apa yang dialaminya. Entah merasakan atau melihat langsung.
Menurut ulama Sufi, iman sejati itu lahir melalui ibadah batin. Melewati ritual dzahir. Seperti shalat, haji dan shadaqah.
Puasa bagian dari ibadah bathin. Dikatakan ibadah bathin karena lewat berpuasa. Ada latihan diri untuk menghilangkan sifat-sifat tercela. Menghiasi diri dengan sifat-sifat yang baik. Seperti sabar dan ikhlas.
Lewat berpuasa ada latihan diri untuk bisa mengekang diri dari keinginan duniawi. Melatih untuk sabar, menahan amarah, dan menghindari perbuatan buruk.
Menurut ulama sufi, jika hati bersih. Orang itu lebih mudah terhubung dengan Allah. Lalu bisa mencapai makrifat. Yaitu mengenal langsung dengan Allah.
Orang yang bermakrifatullah. Itulah orang bertaqwa.
Bagi orang yang bertaqwa. Selama 24 jam dirinya diawasi Allah. Sehingga muncul perasaan malu kepada Allah jika berbuat tidak sesuai apa-apa yang digariskan Allah.
Salam